Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana menerapkan program vaksin dosis ketiga atau booster berbayar pada awal 2022 dengan tarif Rp100.000-Rp150.000.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI beberapa waktu lalu.
“Rencananya kapan pemerintah akan melakukan suntik ketiga? Kalau kita semakin cepat kita harapkan mungkin di Januari sudah bisa selesai semua. Di awal tahun depan kita sudah mulai melakukan suntik ketiga," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan bahwa di masa pandemi dua prinsip universal harus menjadi dasar dalam pemberian vaksinasi.
“Pertama adalah sifatnya harus sukarela dan kedua harus gratis. Maksud gratis ini adalah pemerintah yang menanggung semua biaya pengadaan vaksin itu,” katanya kepada Bisnis, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga
Menurutnya, dua prinsip tersebut berlaku di masa pandemi atau wabah apapun, termasuk seperti saat ini Covid-19.
Lebih lanjut, Dicky menyebut dua prinsip itu menentukan kesuksesan program vakasinasi sebagai upaya penanganan pandemi.
“Kalau tidak dilakukan maka ada potensi besar tujuan vaksinasi tidak tercapai,” katanya.
Dengan adanya wacana vaksinasi berbayar di tengah status pandemi Covid-19 masih belum terkendali justru dinilainya berpotensi menjadi masalah tersendiri dalam penanganan pandemi.
Dicky menyarankan pemerintah untuk melakukan kajian yang lebih mendalam, terutama yang melibatkan aspirasi publik, sebelum memutuskan ada vaksinasi Covid-19 berbayar.