Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Masih Menghantui, Malaysia Pangkas Proyeksi Ekonomi Tahun Ini

Lockdown yang dilakukan Malaysia diperkirakan merugikan ekonomi hingga 1,1 miliar ringgit dalam sehari.
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said
Suasana sepi di sekitar Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini untuk kedua kalinya seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19 dan kebijakan restriksinya.

Bank Negara Malaysia memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3-4 persen pada tahun ini. Angka ini turun dari proyeksi sebelumnya yakni 6-7,5 persen.

Ekonomi Negeri Jiran ini terkontraksi 2 persen pada kuartal II/2021 jika dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pemerintah Malaysia memberlakukan penguncian di seluruh negara pada Juni lalu. Sebuah tindakan yang akan mengorbankan pekerjaan 4.000 orang dan membuat pertumbuhan industri bergerak ke level terendah selama 5 bulan terakhir. 

Lockdown yang dilakukan Malaysia diperkirakan merugikan ekonomi hingga 1,1 miliar ringgit dalam sehari.

“Pemulihan ekonomi Malaysia diperkirakan terjadi pada semester kedua tahun ini dan terus membaik pada 2022. Faktor pendukungnya adalah pembukaan ekonomi dan progress vaksinasi,” kata Gubernur Bank Sentral Nor Shamsiah Yunus, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/8/2021).

Dengan mempertahankan suku bunga acuan di level rendah untuk mendukung pergerakan ekonomi, Shamsiah mengatakan bank snetral memiliki ruang kebijakan untuk melakukan intervensi dan perangkat untuk memastikan pasar finansial berjalan lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper