Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Aksi Protes, AS Jatuhkan Sanksi Kepada Pejabat Senior Kuba

Sanksi tersebut menandai tindakan nyata pertama oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memberikan tekanan pada pemerintah Kuba setelah menghadapi seruan dari anggota parlemen AS dan komunitas Kuba-Amerika.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap pejabat senior keamanan Kuba Lopez Miera dan kementerian dalam negeri menyusul tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah awal bulan ini, menurut Departemen Keuangan AS.

Langkah tersebut menandai tindakan nyata pertama oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memberikan tekanan pada pemerintah Kuba setelah menghadapi seruan dari anggota parlemen AS dan komunitas Kuba-Amerika untuk menunjukkan dukungan yang lebih besar kepada para pengunjuk rasa.

“Ini baru permulaan. Amerika Serikat akan terus memberikan sanksi kepada individu yang bertanggung jawab atas penindasan terhadap rakyat Kuba,” kata Biden seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (23/7/2021).

Sanksi dilakukan dengan membekukan semua aset dan kepentingan Lopez Miera dan SNB, unit pasukan khusus yang dijuluki Baret Hitam di Amerika Serikat yang  berada di bawah kendali Kemendagri. Warga, penduduk, atau entitas AS dilarang untuk terlibat dengan mereka secara finansial.

Dia mengatakan dengan tegas mengutuk penahanan massal dan pengadilan palsu yang secara tidak adil menjatuhkan hukuman penjara kepada mereka yang berani berbicara. Tujuannya adalah untuk mengintimidasi dan mengancam rakyat Kuba agar diam, ujar Biden.

Sekretaris pers Gedung putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan, “Kami telah menjelaskan selama seminggu terakhir bahwa menangani momen ini adalah prioritas bagi pemerintahan.”

Departemen Keuangan menyebut warga negara Kuba berusia 78 tahun Alvaro Lopez Miera dan Kementerian Dalam Negeri sebagai target sanksi.

Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez dalam sebuah pesan di Twitter menolak sanksi itu dan menyebut hal itu "tidak berdasar dan berdasarkan fitnah". Dia mengatakan Amerika Serikat menerapkan langkah-langkah seperti itu padahal juga melakukan "penindasan dan kebrutalan kebijakan.

Kecepatan pemerintahan Biden membuat sanksi baru lebih lanjut menandakan bahwa presiden AS sangat tidak mungkin untuk melunakkan pendekatan negaranya ke Kuba dalam waktu dekat setelah pendahulunya, Donald Trump, membatalkan upaya bersejarah era Obama untuk mencairkan hubungan dengan Havana.

Ribuan orang Kuba melakukan protes spontan anti-pemerintah seminggu yang lalu untuk menentang krisis ekonomi yang menyebabkan kelangkaan barang kebutuhan pokok dan pemadaman listrik.

Mereka juga memprotes penanganan pemerintah terhadap pandemi virus Corona dan pembatasan kebebasan sipil sehingga banyak aktivis ditangkap.

Biden telah berjanji selama kampanye presiden 2020 untuk membalikkan beberapa kebijakan anti-Kuba Trump. Akan tetapi pengumuman kemarin menunjukkan tidak ada keinginannya untuk kembali ke pemulihan hubungan.

Trump sebelumnya memberlakukan pembatasan ketat pada aliran pengiriman uang, yang diyakini berjumlah beberapa miliar dolar AS per tahun.

Pemerintah Kuba menyebut aksi protes merupakan tindakan “kontra-revolusioner” yang dibiayai AS dengan mengeksploitasi kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi AS sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper