Bisnis.com, JAKARTA - Kabar duka menyelimuti Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akibat krisis oksigen. Gara-gara habisnya oksigen, sebanyak 33 pasien Covid-19 meninggal dunia di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.
33 pasien tersebut meninggal dunia lantaran RS Dr. Sardjito Yogyakarta kehabisan oksigen sejak Sabtu (3/7/2021). Habisnya pasokan oksigen membuat pasien Covid-19 tidak bisa bertahan hidup. Krisis oksigen di RS Dr. Sardjito Yogyakarta langsung viral di media sosial. Ternyata, kelangkaan tabung oksigen juga terjadi di berbagai wilayah. Termasuk DKI Jakarta.
Bagaimana kelangkaan oksigen bisa terjadi di DIY? Apa respons pemerintah pusat dan Pemda DYI? Berikut 5 Fakta krisis oksigen di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang menyebabkan 33 pasien meninggal dunia seperti dilansir dari Harian Jogja.
1. Kronologi Oksigen Habis
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Rukmono Siswishanto mengatakan meroketnya kasus positif Covid-19 membuat banyak pasien yang harus dirawat di rumah sakit, termasuk di RSUP Dr Sardjito. Kondisi tersebut sempat menimbulkan terjadinya kekosongan oksigen.
Rukmono mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya-upaya antisipasi. Salah satunya dengan berkoordinasi dengan suplier oksigen, yaitu PT Samator dan PT Surya Gas untuk mendapatkan pasokan oksigen secara rutin dan memenuhi kebutuhan.
Namun, Persediaan oksigen mulai menipis pada Sabtu (3/7/2021), dampak masuknya pasien secara bersamaan pada Jumat (2/7/2021). RSUP Dr Sardjito berupaya melakukan pengaturan ulang semua penggunaan oksigen yang dipakai pasien, serta mengirimkan surat permohonan dukungan kepada Menkes RI, Dirjen Pelayanan Kesehatan, Gubernur, BPBD, Dinas Kesehatan, Persi dan Dewan Pengawas.
"Namun sampai saat itu jam 15.00 WIB, rumah sakit masih mengalami kendala dan pasokan oksigen yang diperkirakan paling cepat sampai ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada hari Minggu [4/7/2021] pukul 12.00 WIB," jelasnya.
2. Oksigen Sentral
Rukomono mengatakan persediaan oksigen sentral di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta akan mengalami penurunan pada Sabtu [3/7/2021] mulai pukul 16.00 WIB. Pihak RS memprediksi persediaan oksigen akan yang diperkirakan pada pukul 18.00 WIB. Namun, pada kenyataannya oksigen central habis pada sekitar pukul 20.00 WIB.
Dari kondisi tersebut, lanjutnya, perawatan pasien beralih menggunakan oksigen-oksigen tabung atau oksigen cadangan yang ada termasuk mendapat pinjaman dari RS Akademik UGM dan RSGM /FKG UGMserta Polda DIY.
"Pukul 00.15 WIB bantuan Polda DIY sebanyak 100 tabung datang dan langsung didistribusikan ke bangsal-bangsal perawatan sambil menunggu kedatangan pasokan dari penyedia oksigen," jelasnya.
Selanjutnya, pada pukul 03.40 WIB truk oksigen liquid pertama sudah masuk dan mengisi tabung utama, sehingga oksigen central sudah berfungsi kembali. Disusul truk kedua pada pukul 04.45 WIB masuk pula mengisi tabung sentral oksigen.
3. 33 Pasien Meninggal
Rukmono memastikan sebanyak 33 pasien Covid-19 yang ditanganinya meninggal dunia setelah rumah sakit tersebut kehabisan oksigen pada Sabtu pagi (3/7/2021).
Dia memberi klarifikasi bahwa informasi yang menyebutkan 63 pasien Covid-19 meninggal, jumlah tersebut akumulasi sejak Sabtu pagi (3/7/2021) sampai Minggu pagi (4/7/2021).
"Jumlah pasien yang meninggal pasca oksigen sentral habis ada 33 pasien. Dalam kondisi tersebut, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen sentral tetap tersuplai menggunakan suplai oksigen tabung. Salah satunya bantuan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung," jelasnya.
4. Penumpukan Jenazah
Puluhan jenazah harus antre untuk dimakamkan dengan protokol Covid-19 pasca-habisnya pasokan oksigen di RS Dr. Sardjito. Sejumlah relawan dari Pos Dukungan Operasi Satgas Penanganan Covid-19 BPBD DIY dikerahkan untuk mengurai antrean tersebut.
Komandan Pos Dukungan Operasi Satgas Penanganan Covid-19 BPBD DIY Wahyu Pristiawan menjelaskan sejak Minggu (4/7/2021) timnya diminta untuk membantu mengurai penumpukan jenazah di RS Dr. Sardjito.
Berdasarkan data pada Minggu pagi (4/7/2021), ada 30 jenazah yang berada di Ruang Forensik dan menunggu antrean pemakaman. Selain itu, masih ada 63 jenazah yang belum tiba di Ruang Forensik atau masih berada di bangsal.
5. Bantuan Oksigen
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bakal mendapat bantuan pasokan oksigen dari Pemerintah Pusat sebanyak 47,6 ton per hari. Jumlah tersebut ditambah cadangan sebanyak 50 persen dari total 47,6 ton.
Dia menuturkan bantuan oksigen sangat dibutuhkan lantaran melonjaknya jumlah pasien positif Covid-19 di Yogyakarta. Dia memperkirakan kebutuhan oksigen untuk seluruh wilayah DIY, baik Covid-19 maupun non-Covid-19 sebanyak 47,6 ton.
"Jadi kebutuhan seperti itu pikiran saya 47,6 ton itu dasar antisipasi, jangan sampai kekurangan. Itu sudah disepakati [bersama Pemerintah Pusat],” kata Sultan.