Bisnis.com, JAKARTA - Hampir 200 warga negara Indonesia (WNI) telah memutuskan kembali ke Tanah Air sejak adanya kudeta militer di Myanmar pada Februari 2021.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, bahwa perlindungan WNI semakin menantang padda masa pandemi, terutama di negara yang sedang berkonflik, seperti Myanmar.
Hingga saat ini, terdapat 194 WNI yang telah kembali ke Indonesia sejak adanya konflik bersenjata yang berawal dari kudeta militer di negara tersebut.
“Nah, awalnya ada 470 WNI kita yang ada di Myanmar, mayoritas di Yangon. Sekarang tinggal 276 karena sudah banyak yang pulang,” ungkanya saat bincang sore dengan Bisnis pada Rabu (30/6/2021).
Pemerintah Indonesia dan perwakilan RI di Myanmar telah meminta WNI setempat agar meninggalkan Myanmar, yang saat ini berada dalam status darurat 2, sebagai langkah antisipasi jika terjadi kondisi yang memburuk.
“Kami mendorong WNI yang tidak punya keperluan esensial di Myanmar untuk pulang karena akses penerbangan masih ada,” tutur Judha.
Bahkan, perwakilan di Yangon juga telah memberikan fasilitas shelter atau penampungan yang berada di sekolah Indonesia-Yangon yang dapat digunakan oleh WNI yang merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya.
Perwakilan juga telah menyiapkan logistik, swab antigen, dan bantuan terhadap akses penerbangan.
Saat ini pemerintah terus memantau kondisi WNI di Myanmar. Syukurnya, tidak ada WNI yang menjadi korban konflik.