Bisnis.com, JAKARTA - Serangkaian jejak pendapat terkait dengan pelaksanaan Olimpiade Tokyo mulai menunjukkan bahwa oposisi publik melemah, sekitar sebulan sebelum upacara pembukaan.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (21/6/2021), survei yang dilakukan oleh Fuji Television pada 19 - 20 Juni memperlihatkan bahwa 30,5 persen responden mengatakan Olimpiade harus dibatalkan. Angka itu jauh lebih rendah dari survei pada bulan sebelumnya sebanyak 56,6 persen.
Sementara itu, sebanyak 35,3 persen mengatakan Olimpiade harus dilaksanakan tanpa penonton dan 33,1 persen setuju untuk memperbolehkan penonton dengan jumlah terbatas.
Dukungan warga Jepang semakin terlihat setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan mitra G7-nya di Cornwall, Inggris pada awal bulan ini.
Dari kacamata Suga, perhelatan ini harus berjalan sukses karena dia akan segera menghadapi pemilihan kepemimpinan partai yang berkuasa pada September dan akan mengadakan pemilihan umum pada bulan berikutnya.
Sejumlah tim dari berbagai negara telah berdatangan ke Jepang dan desa atlet juga sudah diresmikan pada akhir pekan lalu.
Baca Juga
Namun, ada kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19 pada ajang Olimpiade yang sempat ditunda selama setahun ini. Apalagi tingkat imunisasi di Jepang baru mencapai 7 persen.
Sementara itu, survei lainnya dari TV Asahi menunjukkan dua per tiga responden tidak meyakini bahwa janji pemerintah terkait pelaksanaan Olimpiade Tokyo akan berjalan aman dan terjamin.
Sebanyak 37 persen responden mengatakan Olimpiade harus dibatalkan dan 30 persen mengatakan Olimpiade harus tetap dilaksanakan.
Adapun, Kyodo News menemukan bahwa 86,7 persen responden mengatakan mereka khawatir terhadap penyebaran Covid-19 yang dapat diakibatkan oleh ajang olahraga ini.
Pemerintah setempat akan mencapai kesepakatan pada Senin terkait jumlah penonton yang boleh mengikuti acara secara langsung. Namun, ahli kesehatan di Jepang, Shigeru Omi menilai sebaiknya Olimpiade dilaksanakan tanpa penonton.