Bisnis.com, JAKARTA - Rakyat Republik Islam Iran tengah mengadakan pemungutan suaran untuk Pilpres pada Jumat (18/6/2021). Pesta demokrasi bakal membuat perjanjian nuklir yang berdampak besar terhadap keamanan Timur Tengah dan pasar minyak semakin kompleks.
Dilansir dari Bloomberg, tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 7 pagi waktu setempat setelah kampanye selama tiga pekan yang dilanda kontroversi setelah dua kandidat mundur.
Perputaran yang semakin sempit diperkirakan akan menekan jumlah pemilih ke rekor terendah, tetapi bakal menjadikan Ebrahim Raisi favorit dan meneruskan Ayatollah Ali Khamenei.
Dalam kampanyenya, Raisi mendukung diplomasi perjanjian nuklir, tetapi memandang sebelah mata dengan menyebutnya masalah marjinal.
Raisi (60) seorang ulama dan kepala peradilan yang keras dikenai sanksi pada 2019 oleh administrasi Trump. Dia disebut terlibat dalam unjuk rasa mematikan terkait tuduhan kecurangan pemilihan suara.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan dia adalah hakim ketua dalam eksekusi massal tahanan politik pada 1988, sesuatu yang tidak pernah dibicarakan secara terbuka.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei mengundang rakyat Iran agar berpartisipasi dalam pemilihan umum setelah menyumbang suara.
“Semua orang harus ikut serta dalam ujian nasional besar ini. Partisipasi masyarakat akan memberikan manfaat kepada Republik Islam di kancah internasional. Hari ini menjadi selebrasi bangsa Iran,” kata Khamenei dalam pidatonya di stasiun TV.
Satu-satunya pesaing reformis adalah Abdolnaser Hemmati, yang mengundurkan diri sebagai gubernur Bank Sentral Iran untuk maju ke Pilpres 2021.
Kendati tidak memiliki pengikut politik yang besar, dia masih punya kesempatan sepanjang kubu moderat berhasil mendorong lebih banyak pendukungnya. Sementara Raisi bakal tergiring ke putaran kedua jika dia gagal mengamankan 50 persen suara.
Raisi telah berjanji untuk memprioritaskan perdagangan dengan tetangga Iran dengan mitra pendukung seperti China dan Rusia.
Seperti halnya pemerintah yang dipimpin garis keras sebelumnya yang ingin meningkatkan dukungan di antara basis kelas pekerja, dia telah mengisyaratkan agenda populis, berjanji untuk membangun 1 juta rumah yang terjangkau, meningkatkan pajak untuk orang kaya, dan meningkatkan pemberian uang tunai untuk orang miskin.
Mimpi Presiden Rouhani untuk menjadikan Iran sebagai eksportir minyak terbesar di antara OPEC terganggu setelah perjanjian nuklir yang berantakan.
Keluarnya Amerika menciptakan ketegangan di Teluk Persia hingga memicu konflik regional dan mendorong Teheran untuk memperkaya uranium ke tingkat sebuah bom.
Masuknya Pemerintahan Biden untuk melanjutkan perjanjian nuklir pada saat para diplomat yang mewakili kekuatan dunia telah berkumpul di Wina selama berminggu-minggu untuk menyelesaikan kesepakatan. Pasar minyak mengamati dengan cermat perkembangan tanda-tanda kapan ekspor minyak mentah Iran yang diperluas kemungkinan akan dilanjutkan.