Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji akan mengingatkan pemimpin Rusia Vladimir Putin pada pertemuan puncak bahwa Washington tidak akan membiarkan Moskow "menyalahgunakan" hak asasi manusia.
Pertemuan tatap muka dengan pemimpin Kremlin itu terjadi di tengah tingkat ketegangan yang tidak terlihat selama bertahun-tahun di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump sebelumnya.
Akan tetapi Washington sekarang mengalihkan ambisinya ke isu yang lebih dari sekadar membangun hubungan di mana kedua belah pihak saling memahami dan dapat bekerja sama di bidang tertentu.
"Saya akan bertemu dengan Presiden Putin dalam beberapa minggu ini di Jenewa dan akan menjelaskan bahwa kami tidak akan berdiam diri dan membiarkan dia menyalahgunakan hak-hak itu," kata Biden. KTT sendiri baru akan berlangsung pada 16 Juni mendatang.
Sejak menjabat, Biden telah memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow atas apa yang dikatakan pihak berwenang AS sebagai peran Rusia dalam serangan dunia maya besar-besaran SolarWinds dan berulang kali ikut campur dalam pemilihan presiden 2020.
Selain itu, Washington mengkritik Moskow karena meracuni hingga hampir mati dan pemenjaraan lawan politik Putin, Alexei Navalny seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (31/5).
Baca Juga
Ketegangan juga tinggi di Ukraina, di mana Rusia sudah menguasai sebagian besar wilayah dan baru-baru ini mengerahkan pasukan di perbatasan untuk unjuk kekuatan baru.
Akan tetapi fokus lain adalah pada isu Belarusia yang didominasi Rusia. Keributan terjadi minggu lalu setelah pihak berwenang Belarusia memaksa sebuah pesawat yang lewat di atas wilayah udara negara lain untuk mendarat di bandara negaranya dengan alasan ada bom di dalam pesaawat.
Ternyatan bom itu tidak ada dan kemudian aparat keamanan negara itu menangkap lawan politik dari Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang berada di dalamnya.