Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan bahwa tidak ada anggaran khusus untuk merealisasikan program Work From Bali.
Work From Bali adalah program yang diinisiasi oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Sandi, Work From Bali di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) akan dilaksanakan dengan efisien dan tepat guna.
"Tidak ada alokasi anggaran khusus Work From Bali, masih menggunakan anggaran yang lama sehingga bisa dikelola dengan efisien. Realisasi anggaran belanja pemerintah ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali secara bertahap," tutur Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (25/5/2021).
Work from Bali merupakan aktivitas workcation atau bekerja dengan suasana liburan di Bali yang mengakomodir pekerja milenial. Program ini pertama kali diwacanakan Menko Marves pada Rabu (19/5) pekan lalu, dan ditargetkan menyasar kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai prioritas.
Tujuan utama dari kampanye tersebut adalah untuk mengangkat kembali perekonomian Bali, yang mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19 yang berujung penutupan akses wisatawan mancanegara.
Akibat pandemi Covid-19 yang menghambat kunjungan wisatawan, hingga kuartal I/2021 perekonomian Bali masih mengalami kontraksi 5,24 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Sepanjang 2020, Bali juga mengalami kontraksi ekonomi pada kisaran 9,31 persen. Menurut daata Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Bali, sepanjang tahun lalu Pulau Dewata juga masuk dalam kelompok daerah dengan perekonomian selalu minus selama 4 kuartal beruntun.
Kontribusi terbesar penurunan tersebut dipicu tingkat penghunian kamar (TPK) hotel-hotel di Bali yang masih konsisten berada di bawah 10 persen.
Kendati tidak mematok anggaran baru di kementeriannya, Sandi mendukung program Work From Bali. Menurutnya, selain bisa menjadi angin segar bagi sektor pariwisata Bali, Work From Bali bisa jadi pintu awal untuk mengetes kesiapan Travel Corridor Arrangement untuk wisatawan mancanegara.
Sandi kemudian mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pekerja swasta yang melakukan Work From Bali tetap menjunjung tinggi penerapan protokol kesehatan. Rangkaian 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas serta interaksi tetap harus jadi prioritas.
“Selama ini Bali menjadi primadona pariwisata di Tanah Air sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar di sektor pariwisata. Tapi kali ini, Bali perlu uluran tangan kita. Kemenparekraf sudah lebih dahulu melakukan WFB pada kuartal pertama di 2021, kita berharap kebijakan ini bisa tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu untuk mempertahankan perekonomian sektor parekraf di Bali,” imbuh Sandi.
Saat ini, pemerintah memang tengah merundingkan kesepakatan TCA yang memungkinkan akses masuk wisatawan mancanegara ke beberapa destinasi wisata prioritas seperti Bali, Batam dan Bintan. Singapura menjadi negara yang paling getol melakukan diskusi dengan pemerintah.