Bisnis.com, DOHA - Gerakan perjuangan Hamas menyikapi kesepakatan gencatan senjata dengan Israel dengan kewaspadaan.
Hamas meminta Israel mengakhiri pelanggarannya di Yerusalem dan mengatasi kerusakan akibat pemboman Gaza menyusul gencatan senjata yang dimulai pada Jumat.
"Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa kami tetap waspada dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata Ezzat El-Reshiq, seorang anggota dari biro politik Hamas.
Dia mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa tuntutan gerakan itu juga termasuk melindungi masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Dia juga menekankan soal kebijakan untuk mengakhiri penggusuran beberapa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Reshiq menggambarkan hal itu sebagai "garis merah".
Pemboman udara di Gaza yang berpenduduk padat telah menewaskan 232 warga Palestina. Sebaliknya, serangan roket ke Israel telah menewaskan 12 orang selama konflik 11 hari berlangsung.
"Apa yang terjadi setelah pertempuran 'Pedang Yerusalem' tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka," kata Reshiq.
Baca Juga
Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas apa yang disebut pelanggaran Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem. Itu juga termasuk konfrontasi polisi di masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadan.