Bisnis.com, JAKARTA - India melaporkan 2.023 orang meninggal pada Rabu (21/4/2021), menjadikan hari tersebut kematian tertinggi sepanjang kasus muncul pada tahun lalu.
Kementerian Kesehatan India melaporkan kasus baru Covid-19 di India mencapai 295.000 dalam waktu 24 jam, setara dengan angka kasus di Amerika Serikat pada Januari. Dengan demikian, total kematian di India menyentuh 182.553.
Jumlah kematian pada Rabu telah melebihi angka tertinggi yang tercatat pada Selasa sebanyak 1.761 kematian. Perdana Menteri India Narendra Modi pada Selasa mengatakan negara berpenduduk 1,3 miliar manusia tersebut tengah 'sekali lagi berjibaku dalam pertarungan besar'.
"Situasinya terkendali hingga beberapa minggu lalu, dan gelombang kedua [virus Corona] ini datang seperti badai," kata Modi seperti dikutip dari Channel News Asia.
Dalam beberapa pekan terakhir perkumpulan ribuan massa terjadi pada momentum perayaan Kumbh Mela, kampanye pemilu, dan festival keagamaan, hingga pernikahan mewah serta pertandingan kriket.
Hal tersebut diperparah dengan produksi obat yang menurun, bahkan terhenti di beberapa pabrik. Selain itu, terdapat penundaan penawaran pabrik oksigen yang membuat India krisis tabung oksigen.
Baca Juga
Dilansir Bloomberg, Perdana Menteri India Narendra Modi meminta negara untuk menghindari penutupan bisnis di saat mereka berhadapan dengan gelombang baru infeksi Covid-19 yang mengancam kebangkitan ekonomi.
Negara Asia Selatan itu sekarang menjadi negara terparah kedua di dunia setelah AS, dengan kasus baru lebih dari 200.000 infeksi baru setiap hari selama sepekan terakhir.
"Saya mendesak negara bagian bahwa mereka harus mempertimbangkan lockdown sebagai opsi terakhir," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi Selasa malam.
"Mereka harus dengan sungguh-sungguh mencoba menghindari lockdown dan fokus pada zona penahanan mikro," tambahnya.