Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan lonjakan kasus Covid-19 di India turut menahan penyaluran vaksin AstraZeneca, termasuk ke Indonesia.
Diketahui, Indonesia menggunakan vaksin AstraZeneca untuk upaya vaksinasi, selain menggunakan vaksin Sinovac buatan China.
“Di sisi lain aktivitas vaksinasi terus dilakukan dengan kenaikan kasus di India yang merupakan produsen vaksin AstraZeneca, bahwa delivery vaksinasi ke seluruh dunia termasuk Indonesia menjadi tertahan, karena India tidak melakukan ekspor vaksin ketika menghadapi kondisi luar biasa di dalam negeri,” jelas Menkeu dalam APBN KiTa, Kamis (22/4/2021).
Menkeu juga menyebut India paling berkontribusi terhadap lonjakan tinggi kasus Covid-19 global hingga 300.000 kasus per hari. Padahal, pada akhir 2020 dan awal Januari 2021, kasus Covid-19 di India sempat turun hingga di bawah 10.000 kasus.
Tidak hanya India, beberapa negara besar yang juga menyumbang kasus Covid-19 cukup tinggi secara global adalah Amerika Serikat, Turki, dan Brazil.
“Jadi ini adalah suatu tingkat yang sangat alarming,” kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, Menkeu memaparkan perkembangan kondisi Covid-19 di Indonesia terbilang konstan atau landai di kisaran 5.000 kasus per hari. Tes harian dalam 2 bulan terakhir menunjukkan kasus kumulatif, kasus kematian, kasus aktif, dan sembuh, yang relatif lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
Meskipun ekspor vaksin AstraZeneca tertahan karena kondisi dalam negeri di India, Menkeu menyebut aktivitas vaksinasi terus dilakukan. Dia menyebut kini Indonesia berada di peringkat ke-9 terkait dengan capaian vaksinasi sebanyak 17 juta dosis.
Secara spesifik, 6.05 juta orang sudah menerima dua dosis vaksin dengan total 12,1 juta dosis. Sementara, sebanyak 4,92 juta orang telah menerima dosis pertama atau sebanyak 4,92 juta dosis.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun