Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infeksi Corona Naik, Jepang Berencana Kembali Lockdown Tokyo

Pernyataannya muncul ketika survei baru menunjukkan penolakan yang masif mengenai penyelenggaraan Olimpiade 2020 yang tertunda di kota itu.
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut di Tokyo, Jepang, dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang./Antara/Reuters
Cincin Olimpiade raksasa dipasang di area tepi laut di Tokyo, Jepang, dengan Jembatan Pelangi sebagai latar belakang./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Infeksi virus Corona di ibu kota Jepang, Tokyo, melonjak dan mendorong pemerintah prefektur untuk mengumumkan kembali keadaan darurat di kota itu.

Hal itu menambah tantangan penyelenggaraan Olimpiade yang kurang dari 100 hari lagi.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menginstruksikan para pejabat untuk mempertimbangkan keadaan darurat sebagai opsi untuk menahan angka infeksi yang meningkat selama akhir pekan ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.

Pernyataannya muncul ketika survei baru menunjukkan penolakan yang masif mengenai penyelenggaraan Olimpiade 2020 yang tertunda di kota itu.

Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang akan membuat keputusan tentang deklarasi semacam itu, awal bulan ini meningkatkan pembatasan virus di Tokyo, Osaka, dan wilayah lain. Sementara itu, vaksinasi di Jepang berjalan lambat, menyulitkan Suga untuk memgendalikan lonjakan kasus baru.

Langkah-langkah yang sekarang diberlakukan memerintahkan bar dan restoran untuk tutup pada pukul 8 malam, dan mereka yang tidak mematuhinya akan dikenakan denda. Insentif disediakan untuk restoran yang mengikuti pedoman , seperti menjaga ruang yang cukup di antara meja.

Kebebasan sipil yang diabadikan dalam Konstitusi Jepang mencegah penguncian yang didukung oleh tindakan polisi.

Tekanan lain untuk Suga yakni publik yang khawatir bahwa Olimpiade Musim Panas bisa menjadi acara yang ramai dan menjadi sumber penyebaran virus.

Olimpiade telah ditunda setahun, dan 73 persen dari warga yang disurvei selama akhir pekan mengatakan mereka menentang acara yang diadakan seperti yang direncanakan mulai Juli.

Kira-kira persentase yang sama dari responden menginginkan pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan tindakan pencegahan yang lebih ketat.

Kasus harian yang tercatat di Tokyo mencapai 759 pada Sabtu pekan lalu, tertinggi sejak akhir Januari. Kasus harian telah melampaui 1.000 kasus di Osaka dalam beberapa hari terakhir, memecahkan rekor.

Suga telah mencoba memajukan ekonomi sambil memeriksa kasus-kasus untuk menenangkan para pemilih, banyak dari mereka melihatnya lambat dalam menerapkan langkah-langkah untuk membendung infeksi dan menempatkan ekonomi di atas masalah kesehatan masyarakat.

Perdana menteri perlu mencapai keseimbangan yang hati-hati menjelang pemungutan suara kepemimpinan partai pada September yang akan menentukan apakah dia tetap menjabat atau bergabung dengan daftar panjang pemimpin berumur pendek.

Pada Jumat pekan lalu, Suga mengunjungi Joe Biden di Gedung Putih. Dia menjadi pemimpin asing pertama yang mengadakan pertemuan langsung dengan presiden AS sejak Biden menjabat. Biden menegaskan kembali dukungannya untuk Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade.

Suga, yang menyebut Olimpiade sebagai kesempatan untuk membuktikan dunia telah mengalahkan virus, telah menghadapi penolakan dari dalam Partai Demokrat Liberal yang berkuasa. Pekan lalu, pendukung LDP, Toshihiro Nikai mengindikasikan pembatalan Olimpiade Tokyo adalah pilihan terbaik karena negara tersebut sedang berjuang dengan lonjakan kasus.

Terlepas dari peningkatan jumlah kasus di Jepang, negara ini sejauh ini memiliki kasus Covid-19 dan kematian paling sedikit di antara negara Kelompok Tujuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper