Bisnis.com, JAKARTA — Denmark memutuskan tidak akan menggunakan lagi vaksin AstraZeneca sebagai bagian dari program imunisasinya sekaligus menjadi negara pertama yang menghentikan vaksin itu karena dugaan efek samping berupa pembekuan darah yang jarang tetapi serius.
Langkah tersebut diambil meskipun ada rekomendasi kuat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pengawas obat-obatan Eropa untuk terus melakukan imunisasi dengan dalih manfaatnya jauh lebih besar daripada potensi risikonya.
“Kampanye vaksinasi Denmark akan berjalan tanpa vaksin AstraZeneca,” ujar direktur otoritas kesehatan Denmark, Søren Brostrøm seperti dikutip dari TheGurdian.com, Kamis (15/4/2021).
Sedangkan negara tetangganya, Swedia menyatakan berencana untuk menghentikan peluncuran vaksin kedua, yang diproduksi oleh Johnson & Johnson, yang juga dikaitkan dengan pembekuan darah yang langka.
Finlandia juga mengumumkan akan terus membatasi vaksin AstraZeneca untuk orang yang berusia 65 tahun ke atas. Negara itu kemungkinan akan memberikan dosis kedua dari produsen lain dan sedang menyusun rencana tentang bagaimana melanjutkan vaksinasi.
Keputusan Denmark keluar di tengah kasus efek samping langka yang telah membuat pemakaian vaksin Johnson & Johnson yang diproduksi AS ditangguhkan di negaranya karena masalah serupa.
Keputusan sejumlah negara atas vaksin AstraZeneca berpotensi menunda upaya vaksinasi UE beberapa bulan karena tengah menunggu pasokan vaksin tersebut.