Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengimbau masyarakat agar tidak hanya berfokus pada siapa nama pejabat yang bakal terdampak reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menilai masyarakat seharusnya juga memperhatikan terkait kemampuan kabinet yang baru nantinya dalam menyelesaikan persoalan.
“Orang lebih cenderung lebih fokus pada isu politiknya, siapa yang akan datang siapa yang ditendang, ketimbang bagaimana melihat permasalahan bangsa ini apakah selesai dengan tim yang ada,” kata Refly seperti dikutip dari YouTube Refly Harun, Selasa (13/4/2021).
Menurutnya, memasuki tahun ketujuh pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya sudah sangat berpengalaman dalam memilih para pembantunya.
Sayangnya, kata Refly, ada dua hal yang harus digarisbawahi yaitu terkait ‘bagi-bagi kursi’ dengan partai pendukung maupun dengan tim kampanye nasional yang sudah berjasa.
Persoalan kedua, Presiden Jokowi dinilainya tidak bisa independen dalam memilih pembantu-pembantunya.
“Ada orang-orang kuat di seputar pemerintahan yang juga memiliki pengaruh besar,” ujarnya.
Isu reshuffle kabinet kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak susunan Kementerian di Kabinet Indonesia Maju.
Presiden Jokowi akan menggabungkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu, Jokowi juga akan membentuk kementerian baru yaitu Kementerian Investasi.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyampaikan sejumlah nama-nama yang kemungkinan digeser dalam reshuffle kabinet kali ini.
“Apakah Bambang [Menristek] akan diganti? Apakah Bahlil Lahadalia [Kepala BKPM] akan digeser menjadi Menteri Investasi? Apakah Luhut Binsar yang mengisi itu karena Menko Maritim tidak ada lagi investasi? Atau Nadiem Makarim tetap dipertahankan dengan tambahan tugas ristek dan dikti?” kata seperti dikutip dari YouTube Refly Harun, Selasa (13/4/2021).
Lebih lanjut, nama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko hingga Fahri Hamzah pun disebutnya memiliki kemungkinan masuk dalam daftar nama pejabat yang direshuffle kali ini.
Lalu, nama Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin, Menkumham Yasonna Laoly, Menkominfo Johny G. Plate, hingga Mensesneg Pratikno juga disebut Refly berpotensi digeser berdasarkan isu yang beredar.
“Ada beberapa orang yang barangkali di mata masyarakat tidak terlalu oke [kinerjanya] tapi bagi kekuasaan dia sangat oke. Sebagai contoh Yasonna Laoly,” ungkap Refly.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ali Mochtar Ngabalin memastikan Presiden Jokowi bakal mengocok ulang atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada pekan ini.
“Pasti ada reshuffle karena DPR telah menyetujui usulan yang telah disampaikan Pak Presiden lewat surat beliau tanggal 30 Maret kemarin tentang penggabungan Kemenristek ke dalam Kemendikbud dan pembentukan Kementerian Investasi,” kata Ngabalin melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021).