Bisnis.com, JAKARTA - Universitas Airlangga menggandeng PT Biotis Pharmaceuticals sebagai mitra produksi vaksin merah putih.
Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro.
“Universitas Airlangga yang menggunakan inactivated virus sudah mendapatkan mitra Industri yaitu PT Biotis,” kata Bambang dalam Workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4/2021), secara virtual.
Belakangan, PT Biotis Pharmaceuticals tengah mengurus izin Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). CPOB diperlukan untuk dapat memproduksi bibit vaksin buatan Universitas Airlangga tersebut.
“Tentu kita harapkan dukungan BPOM agar kita memiliki industri pengembangan vaksin di luar PT Bio Farma, ketergantungan kita terhadap Bio Farma akan menimbulkan masalah jika kita perlu produksi dalam jumlah yang besar,” kata Bambang.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp400 miliar untuk mendukung pengembangan vaksin dalam negeri pada tahun ini.
“Saya memastikan bahwa Kementerian Kesehatan sudah mengalokasikan anggaran untuk tahun ini Rp400 miliar untuk mendukung bersama Kemenristek/BRIN penelitian-penelitian vaksin,” kata Budi dalam Workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4/2021).
Kendati demikian, Budi mengaku, dukungan pembuatan vaksin dalam negeri itu terbilang lamban jika dibandingkan dengan negara lain.
Budi mencontohkan, Pemerintah Amerika Serikat lebih dahulu memberikan US$1 miliar terhadap setiap insiatif pembuatan vaksin dalam negerinya.
“Walaupun kita agak terlambat, ya kita lakukan semua, karena kita sangat membutuhkan vaksin-vaksin asli Indonesia agar bisa mengatasi masalah reseliensi kesehatan,” kata dia.