Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Muslim Uighur Dikabarkan Disiksa, PBB Upayakan Akses Tanpa Batas ke Xinjiang

Komisaris Tinggi PBB untuk Masalah HAM Michelle Bachelet bulan lalu mengatakan, bahwa laporan penangkapan sewenang-wenang, perlakuan buruk, kekerasan seksual dan kerja paksa di Xinjiang membutuhkan penilaian komprehensif dan independen.
Seorang lelaki tua dari etnis Uighur nampak duduk di pasar lokal di Kashgar, Xinjiang (2/8/2011)./Reuters-Carlos Barria
Seorang lelaki tua dari etnis Uighur nampak duduk di pasar lokal di Kashgar, Xinjiang (2/8/2011)./Reuters-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA - PBB sedang menggelar "perundingan serius" dengan China untuk akses tanpa batas ke kawasan Xinjiang guna memverifikasi laporkan bahwa muslim di Uighur disiksa, kata Sekjen PBB Antonio Guterres saat wawancara dengan CBC, Minggu (28/3/2021).

Komisaris Tinggi PBB untuk Masalah HAM Michelle Bachelet bulan lalu mengatakan, bahwa laporan penangkapan sewenang-wenang, perlakuan buruk, kekerasan seksual dan kerja paksa di Xinjiang membutuhkan penilaian komprehensif dan independen.

Pada Februari Bachelet mengatakan, pembicaraan untuk mengatur kunjungan ke China telah dimulai, tetapi belum ada kesepakatan yang dicapai.

Kunjungan Bachelet "saat ini tengah dirundingkan antara kantor Komisaris Tinggi PBB dan otoritas China," kata Guterres dalam wawancara yang disiarkan di acara Rosemary Barton Live.

"Saya berharap secepatnya mereka akan mencapai kesepakatan dan agar komisaris HAM dapat mengunjungi China tanpa batas dan syarat," lanjutnya.

Kepekaan China terhadap kritikan atas perlakuan mereka terhadap minoritas Uighur menjadi sorotan pada Sabtu (27/3/2021) ketika pihaknya mengumumkan sanksi yang ditargetkan untuk dua pejabat hak kebebasan beragama Amerika Serikat  (AS) dan satu anggota dewan Kanada, yang mengecam perlakuan Beijing terhadap mereka dan minoritas lainnya.

Para pegiat mengaku skeptis soal harapan kunjungan yang penuh arti dengan akses tanpa batas di China.

Pemerintah China membantah laporan penyiksaan apa pun dan mengklaim bahwa semua kelompok etnik di Xinjiang dan kawasan Tibet menikmati kebebasan yang luas.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper