Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan pihaknya tengah mendorong Kementerian Luar Negeri untuk melakukan pendekatan diplomatik dengan pemerintah India menyusul embargo vaksin AstraZeneca dan Novavax.
Langkah itu dilakukan untuk memastikan rencana pengiriman dua jenis vaksin itu berjalan sesuai dengan target awal yakni pada periode Maret dan April 2021.
“Karena ada kejadian lonjakan paparan virus di beberapa negara di Eropa dan India terutama di India sebagai suatu produsen vaksin terbesar di dunia, mereka memang lagi melakuan semacam persiapan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya terlebih dahulu,” kata Basyir saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (29/3/2021).
Menurutnya, embargo vaksin dari India tersebut dapat berdampak buruk pada rencana vaksinasi nasional. Pasalnya, kecepatan vaksinasi dalam negeri yang telah menuju di angka 500 ribu dosis per hari bisa terhambat. Konsekuensinya, target capaian herd immunity atau kekebalan kelompok terancam molor.
“Kami sudah koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk bisa melakukan diplomasi bagaimana seandainya suplai [vaksin] ke Indonesia yang sudah terjadwal ini bisa berjalan sesuai dengan jadwal,” ujarnya.
Di sisi lain, dia memastikan, rencana pengiriman jenis vaksin Covid-19 Sinovac dari China masih berjalan sesuai dengan target pemerintah.
“Dari Sinovac atau China sampai hari ini kita masih commit dengan jadwalnya,” tuturnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan embargo yang terjadi di India menyebabkan rencana pengiriman vaksin AstraZeneca periode Maret dan April 2021 ke Indonesia tertunda.
Budi mengatakan setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca gratis dari Covax-GAVI sebanyak 1,1 juta dosis, Indonesia rencananya mendapatkan 2,5 juta dosis tambahan pada 22 Maret, kemudian 7,8 juta dosis lagi akan didapatkan pada April.
“Ternyata ditunda, karena ada isu India embargo vaksin," kata Menkes Budi dalam jumpa pers secara daring, Sabtu (27/3/2021).
Situasi ini terjadi karena India sedang mengalami kenaikan kasus Covid-19, sehingga tidak mengizinkan vaksin tersebut keluar dari negara mereka.
Budi mengatakan India memiliki kemampuan produksi vaksin AstraZeneca paling besar di dunia. Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca di Indonesia tengah berupaya menjadwalkan ulang pengiriman vaksin AstraZeneca ke sejumlah negara.