Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan terbaru muncul dari proses evakuasi kapal Ever Given yang mengalami kandas di Terusan Suez, sehingga menyumbat kanal laut paling sibuk di dunia tersebut.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (28/3/2021) upaya baru dilakukan oleh tim evakuasi kapal Ever Given pada Sabtu (27/3/2021) waktu setempat. Kapal tunda yanag dikerahkan oleh Otoritas Terusan Suez berhasil membantu Ever Given bergeser sekitar 29 meter.
Di sisi lain, sejumlah kapal keruk yang dikerahkan, juga berhasil membantu membersihkan baling-baling kapal Ever Given dari lumpur kanal Terusan Suez.
Upaya baru dalam membebaskan Terusan Suez dari sumbatan kapal sepanjang 400 meter pun diyakini dapat dilakukan pada Minggu (28/3/2021).
Kendati demikian, Kepala Otoritas Terusan Suez tetap belum berani memberikan target waktu tertentu untuk membebaskan Terusan Suez dari sumbatan akibat terdamparnya kapal Ever Given itu.
Adapun, Ever Given merupakan salah satu kapal terbesar di Dunia yang dibangun di galangan kapal Imabari Shipbuilding, Jepang, pada Natal 2015.Selang hampir 3 tahun kemudian tepatnya pada 25 September 2018, pembangunan kapal tersebut pun rampung.
Baca Juga
Kapal yang dioperatori oleh Evergreen Marine ini memiliki panjang keseluruhan 399,9 meter dengan lebar lambung 58,8 meter. Ever Given juga memiliki tinggi 32,9 meter dan tonase 220.940 gross tonnage. Kapal ini memiliki bobot 199.629 ton dengan kapasitas peti kemas mencapai 20.124 TEUs.
Dengan panjang tersebut, Ever Given lebih panjang dari Menara Eifel di Paris Prancis 324 meter, tiga kali tinggi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta yakni 132 meter atau hampir setinggi Menara Petronas di Malaysia yaitu 451 meter.
Sebelumnya, Ever Given tersangkut di Terusan Suez akibat diterjang angin kenjang pada Selasa (23/3/2021). Akibat peristiwa ini sekitar 200 kapal lego jangkar di sekitar terusan yang mempersingkat pelayaran dari Asia ke Eropa tersebut.
Sebagian di antaranya juga dilaporkan terpaksa mengubah rute pelayaran melintasi Tanjung Harapan untuk menuju ke Eropa. Rute Tanjung Harapan adalah memutar melintasi selatan Benua Afrika dengan jarak tempuh sekitar 20 hari.