Bisnis.com, JAKARTA - Tindakan anti-Asia yang terjadi di Amerika Serikat menjadi isu yang memprihatinkan.
Terkait hal itu, sebanyak 26 gubernur dan 60 mantan pejabat di Amerika Serikat menandatangani surat yang mengutuk tindakan anti-Asia.
Dilansir dari Insider, aksi tanda tangan itu dibuat guna menunjukkan solidaritas bahwa mereka mengecam kekerasan terhadap Asia-Amerika.
Insiden kebencian terhadap orang Asia-Amerika telah meroket pada tahun lalu setelah pandemi virus Corona. Seruan untuk mengutuk gerakan kebencian terhadap orang Asia telah meningkat sejak penembakan yang terjadi di sebuah spa di area Atlanta, dan menewaskan delapan orang, termasuk 6 wanita Asia.
"Hari ini, dan setiap hari, kami berdiri dalam solidaritas, dalam dukungan, dan dalam tekad bersama dengan komunitas Asia-Amerika," demikian tulis surat itu seperti dimuat Insider, Sabtu (27/3/2021).
Surat itu juga menuliskan kebencian tidak akan memecah belah negara bagian, wilayah, dan komunitas.
Baca Juga
"Kami mengutuk semua ekspresi rasisme, xenofobia, kambing hitam, dan sentimen anti-Asia," tambah surat itu.
Isi surat tersebut juga mengakui masa lalu rasis Amerika Serikat, mengatakan tahun ini akan menjadi sejarah bersama dengan Chinese Exclusion Act, diskriminasi terhadap orang Jepang, dan penganiayaan Muslim dan Sikhs setelah 9/11.
"Apa yang terjadi pada orang Amerika keturunan Asia hanyalah bukan orang Amerika. Kami mengutuk rasisme, kekerasan, dan kebencian terhadap komunitas AAPI kami, dan kami harus berbuat lebih banyak untuk melindungi, mengangkat, dan mendukung," kata komunitas tersebut dalam surat pernyataannya.
Sementara itu, kelompok advokasi komunitas yang diluncurkan tahun lalu, yakni Stop AAPI Hate, menemukan lebih dari 3.800 insiden anti-Asia yang dilaporkan sejak pandemi dimulai.
Terkait insiden anti-Asia, dua orang Warga Negara Indonesia di Philadelphia, Amerika Serikat mengalami pendorongan, penamparan, dan pemukulan.
Berdasarkan rilis Philadelphia Indonesian Community yang diunggah akun Twitter Damar Junianto, 2 remaja komunitas Philadelphia Indonesian Community mengalami tindak kejahatan di Stasiun Septa di City Hall pada Minggu malam (21/3/2021) oleh 5 orang grup remaja.
"Kedua remaja asal Indonesia sedang menunggu kereta, dan kemudian didorong, ditampar, dan dipukul oleh grup remaja lainnya," demikian tertulis dalam rilis yang dilihat Bisnis, Sabtu (27/3/2021).
Berikut rilis dari Komunitas warga Indonesia di kota Philladelphia menyikapi rasisme yg dialami 2 warga Indonesia di sana.
— Damar Juniarto (@DamarJuniarto) March 26, 2021
Seingat saya waktu ke AS, warga diaspora Indonesia di kota ini sangat besar populasinya. Jadi ini menjadi ancaman serius yg tak bisa dianggap enteng. pic.twitter.com/Cz8CurBmBz
Rilis tersebut menuliskan tidak ada satu pun penumpang lainnya di stasiun yang menolong 2 remaja Indonesia kecuali 1 orang laki-laki asal Indonesia yang kebetulan sedang berada di stasiun, dan akhirnya merekam kejahatan itu.
Komunitas mengungkapkan korban mengaku sudah menjadi target ras karena 5 orang tersebut hanya mengganggu korban.