Bisnis.com, JAKARTA - Polisi Federal Australia mengatakan sedang menyelidiki penipuan atau pengelabuan (phishing) yang menargetkan menteri senior Australia melalui aplikasi perpesanan Telegram di ponsel mereka.
"Upaya phishing, yang pertama kali dilaporkan ke pihak berwenang pada 18 Maret 2021, muncul dalam bentuk pesan dari rekan dan mendorong penerima untuk mengunduh aplikasi perpesanan untuk komunikasi lebih lanjut," kata Polisi Federal Australia dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (21/3/2021).
Meski tidak menyebutkan nama pejabat yang terlibat, Menteri Keuangan Simon Birmingham mengaku dirinya juga ikut menjadi sasaran aksi phishing tersebut.
"Penyalahgunaan aplikasi perpesanan yang menggunakan nama Menteri secara tidak benar telah dirujuk ke AFP," kata Kementerian Keuangan dalam pernyataan yang dikutip oleh Bloomberg.
"Menteri [Birmingham] tidak memiliki akun Telegram dan langkah-langkah keamanan yang sesuai telah diambil untuk mengamankan alat komunikasinya yang sebenarnya."
Seorang reporter siaran televisi Sky News pada hari Minggu men-tweet bahwa seseorang telah menyamar sebagai Birmingham di akun Telegram dan mengirim pesan ke kontaknya. Polisi mengonfirmasi aktivitas di akun tersebut dan badan intelijen dunia maya di negara itu, Australian Signals Directorate (ASD) telah terlibat.
Baca Juga
"Seperti yang saya ungkapkan di Sky News malam ini, akun Telegram Simon Birmingham telah diretas," ungkap reporter tersebut. Siapa pun yang memiliki akun Birmingham, bahkan hingga hari ini, masih mengirimkan pesan. AFP telah mengkonfirmasi aktivitas tersebut dan ASD telah terlibat.