Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Dilarang Masuk Kawasan Militer China, Ada Apa?

Tesla menggunakan kamera internal yang disebut Full Self Driving (FSD) untuk menguji kemampuan berkendara mobil listrik tersebut.
Dokumentasi - Mobil Tesla Model 3 buatan China saat proses pengiriman di pabriknya di Shanghai, China (7/1/2020). /ANTARA-REUTERS
Dokumentasi - Mobil Tesla Model 3 buatan China saat proses pengiriman di pabriknya di Shanghai, China (7/1/2020). /ANTARA-REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Mobil buatan Tesla Inc. dilarang memasuki kawasan permukiman militer China akibat kekhawatiran tentang data sensitif yang bisa dikumpulkan oleh kamera internalnya.

Berdasarkan sumber Bloomberg, Sabtu (20/3/2021), perintah tersebut meminta pemilik kendaraan Tesla untuk memarkir mobilnya di luar kompleks permukiman militer .

Perintah tersebut telah disebar ke semua warga penghuni permukiman militer pada pekan ini karena kekhawatiran adanya pengumpulan data sensitive melalui kamera internal Tesla.

Gambar larangan tersebut tersebar viral di media sosial China. Kamera multi direksi dan sensor ultrasonik Tesla dikhawatirkan dapat membocorkan lokasi dan kendaraan itu dilarang memasuki kawasan militer untuk memastikan keamanan data militer China.

Perwakilan Tesla untuk China menolak berkomentar atas informasi tersebut. Senada, Kementerian Pertahanan China juga tidak membalas pertanyaan yang dikirimkan melalui fax oleh Bloomberg.

Sebelumnya, Chief Executive Officer Elon Musk menyatakan dalam cuitan Twitternya pada April 2019 bahwa kamera internal Tesla sudah ada ketika perusahaan itu mulai bereksperimen tentang fasilitas berkendara tanpa sopir.

“Jika seseorang melakukan hal yang tidak baik terhadap mobilmu, maka kamu bisa mengecek video,” katanya.

Sejak saat itu, Tesla menggunakan kamera internal yang disebut Full Self Driving (FSD) untuk menguji kemampuan berkendara mobil tersebut. Musk juga menambahkah uji coba beta FSD telah diperluas mencapai 2.000 pemilik kendaraan hingga saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper