Bisnis.com, JAKARTA - Inggris menghadapi pemotongan pasokan vaksin yang signifikan dalam empat minggu mulai akhir Maret 2021. Hal itu memaksa petugas medis untuk berhenti menerima pemesanan dari pasien baru untuk bulan depan.
Kekurangan ini berarti pergeseran fokus untuk memberikan dosis kedua kepada orang-orang yang paling rentan yang telah ditawari suntikan dan mereka yang berada dalam kelompok prioritas yang belum menerima tawaran tersebut.
Berita itu datang ketika Inggris mengumumkan bahwa lebih dari 25 juta orang telah mendapatkan suntikan pertama vaksin Pfizer atau AstraZeneca Plc, sekitar setengah dari populasi orang dewasa.
Dalam sebuah surat kepada kelompok layanan kesehatan lokal, Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengatakan pemangkasan pasokan akibat pengurangan masuknya vaksin ke dalam negeri.
Penjelasan tersebut berisiko memicu perdebatan sengit mengenai apakah Uni Eropa, yang tertinggal dalam program imunisasinya, harus memblokir ekspor vaksin ke Inggris.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock kemudian menepis berita tersebut dengan mengatakan pengiriman vaksin selalu berlebih.
Dia menargetkan untuk memberikan dosis pertama ke seluruh populasi orang dewasa pada pertengahan Juli. Lansia di atas 50 tahun akan mendapatkan suntikan mereka pada pertengahan bulan depan.
Meski begitu, pusat vaksinasi dan apotek diperintahkan untuk berhenti menerima pemesanan baru mulai 29 Maret 2021 dan tidak mengunggah janji temu baru ke layanan pemesanan nasional sepanjang April 2021.
"Gugus Tugas Vaksin Pemerintah sekarang telah memberi tahu kami bahwa akan ada pengurangan signifikan dalam pasokan mingguan yang tersedia dari produsen mulai minggu yang dimulai 29 Maret, yang berarti volume untuk dosis pertama akan dibatasi secara signifikan," kata Kepala Komersial NHS Emily Lawson.