Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah 10 Pekan Tutup, Masjid Utama Tokyo Akhirnya Dibuka Lagi

Protokol kesehatan yang ketat diterapkan selama menjalankan salat Jumat, dengan para jemaah diharuskan menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan menggunakan sajadah sekali pakai.
Masjid Camii Tokyo, Jepang, tempat dimana pernikahan Syahrini dan Reino Barack dilangsungkan, Rabu (27/2/2019)/Antara News-Google Maps
Masjid Camii Tokyo, Jepang, tempat dimana pernikahan Syahrini dan Reino Barack dilangsungkan, Rabu (27/2/2019)/Antara News-Google Maps

Bisnis.com, JAKARTA - Masjid utama di Tokyo, akhirnya kembali dibuka setelah tutup selama 10 pekan akibat pembatasan aktivitas di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Dilansir Anadolu, masjid utama di ibu kota Jepang itu pada hari ini, Jumat (12/3/2021), akhirnya kembali digunakan untuk salat berjamaah. Protokol kesehatan yang ketat diterapkan selama menjalankan salat, dengan para jemaah diharuskan menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan menggunakan sajadah sekali pakai.

Masjid tersebut ditutup untuk salat berjamaah pada akhir Desember sebagai bagian dari upaya pencegahan infeksi Covid-19 di Tokyo, daerah yang paling parah dilanda pandemi. Kasus Covid-19 di Jepang hingga saat ini mencapai 443.714, termasuk 8.457 korban meninggal.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura mengatakan kasus virus Corona atau Covid-19 di Tokyo berada dalam tren peningkatan. Kondisi itu menimbulkan pertanyaan tentang apakah keadaan darurat dapat dicabut sesuai jadwal pada 21 Maret.

Menurut Kyodo News, Jumat (12/3/2021), kasus virus Corona di wilayah Tokyo menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Padahal, pemerintah Jepang pekan lalu memperpanjang deklarasi darurat untuk Tokyo dan tiga prefektur lainnya selama 14 hari.

Alasannya, kasus Covid-19 belum turun cukup signifikan. Di sisi lain, varian virus Corona baru yang lebih menular menjadi ancaman.

Pembatasan seperti jam kerja yang lebih pendek untuk restoran dan bar telah membantu mengurangi kasus baru di Tokyo hingga kira-kira sepersepuluh dari puncak 2.520 kasus pada 7 Januari.

Namun angka tersebut jauh dari target Gubernur Tokyo Yuriko Koike untuk membawa rata-rata tujuh hari, menjadi 70 persen dari minggu sebelumnya. 

Rata-rata tujuh hari kasus baru di Tokyo telah terjebak di pertengahan hingga tertinggi 200 sejak akhir Februari, sementara hitungan harian melebihi 300 untuk hari kedua berturut-turut pada  Kamis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper