Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini bercerita soal dirinya sempat menangkapi remaja-remaja yang berkerumun di atas jam 12 malam.
Hal itu terjadi saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Menurut Risma anak muda itu ditangkapi lantaran berkerumum, padahal dalam keadaan pandemi Covid-19.
Atas tindakanya ini, Risma mengaku merupakan salah satu pihak yang paling keras dalam hal menerapkan kedisiplinan terkait protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
“Saya ingat saat jadi Wali Kota Surabaya teman-teman BNPB hafal, saya paling keras menanganani pandemi ini. Mungkin tidak ada yang sekeras saya, karena saya jam 12 malam masih nangkapi anak-anak yang ada di beberapa tempat yang mereka tidak menjaga protokol kesehatan,”kata Risma dalam Rakor BNPB yang disiarkan di kanal YouTube BNPB, Selasa (9/3/2021).
DIa mengatakan anak-anak muda yang ditangkapnya saat itu sempat marah terhadap Risma. Mereka tidak terima lantaran hanya melakukan kegiatan nongkorong seperti biasa.
Risma pun menjelaskan kepada anak-anak tersebut bahwa mungkin mereka masih muda dan memiliki tubuh yang kuat. Namun, lanjut Risma ketika mereka terinfeksi Covid-19 dan pulang ke rumah bukan tidak mungkin akan menularkan orang tuanya yang lebih rentan.
Baca Juga
“Kalau terjadi apa-apa terhadap orang tuamu kamu seperti apa, lalu aduh ‘iya maaf bu maaf maaf’,” kenang Risma.
Lebih lanjut, Risma mengatakan bahwa Surabaya telah berhasil menurunkan angka penularan Covid-19. Awalnya, kota yang sempat dipimpinnya itu masuk zona hitam penyebaran Covid-19.
“Artinya sebetulnya saya bisa membuktikan bahwa Surabaya bisa turun drastis saat itu, dari yang katanya hitam, merah hitam, merah tua, kemudian berangsur bahkan sempat jadi kuning, saya tinggal sempat jadi kuning,”katanya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun