Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terus mengkonsolidasi kekuatan untuk menghadapi kubu Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara.
Saat menggelar rapat pimpinan bersama para ketua Dewan Pimpinan Daerah atau yang disebut commander's call di DPP Demokrat, Jakarta Pusat, AHY bahkan menyebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai musuh bersama Partai Demokrat.
"Yang jelas kita punya musuh bersama hari ini, aktor eksternal, yaitu KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan segelintir kader, banyak juga dari mereka yang sudah dipecat secara tidak hormat," kata AHY dilansir dari Tempo, Senin (8/3/2021).
AHY mengatakan Moeldoko dan segelintir kader serta mantan kader Demokrat itu telah berkolusi dan mencoba untuk memutarbalikkan fakta. Mereka, kata AHY, juga mencoba memutarbalikkan fakta, menggulingkan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah berdasarkan Kongres V pada 15 Maret 2020 lalu.
"Mencoba menegasikan konstitusi partai kita, AD/ART yang juga telah disahkan oleh pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM yang juga sudah masuk ke dalam lembaran negara," ujar dia.
AHY mengatakan dalam commander's call ini Partai Demokrat akan membicarakan strategi dan langkah-langkah taktis yang akan diambil menyikapi Kongres Luar Biasa atau KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang disebutnya abal-abal, ilegal, dan inkonstitusional. Ia mengatakan Demokrat bergerak segera menemukan solusi atas masalah ini.
Baca Juga
"Kita sama sekali tidak ragu. Kita tidak emosional, yang kita lakukan hari ini adalah untuk melakukan segala hal yang memang untuk bisa menjaga kedaulatan dan kehormatan kita bersama," ujar AHY.
AHY mengajak para kadernya merapatkan barisan untuk melawan pendongkelan Partai Demokrat oleh kubu Moeldoko. Dia menyebut persoalan ini bukan cuma menyangkut Partai Demokrat, melainkan juga kelangsungan demokrasi ke depan.
"Kalau partai politik bisa diperlakukan semena-mena di negeri ini, diobrak-abrik dengan cara-cara yang tidak bermartabat, tentu kita bisa bayangkan masa depan demokrasi di negeri kita," ucap Agus Harimurti.