Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekerasan Militer Myanmar Dorong Eksodus Warga ke India

Otoritas Myanmar telah meminta India agar mengantarkan kembali delapan polisi pada pekan ini.
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 48 warga negara Myanmar, termasuk delapan polisi masuk ke India bagian utara di negara bagian Mizoram seiring dengan ketegangan politik yang terjadi sejak kudeta militer.

Dilansir dari South China Morning Post, Minggu (7/3/2021), puluhan orang tersebut telah berkumpul di perbatasan India dan Myanmar untuk bergabung dengan 50 orang lainnya yang sudah menyeberang, kata petugas India pada Sabtu.

Namun, otoritas Myanmar telah meminta India agar mengantarkan kembali delapan polisi pada pekan ini.

Pasukan paramiliter Assam Rifles melaporkan sudah ada 48 orang yang memasuki Mizoram. “Setidaknya 85 warga sipil dari Myanmar telah menunggu di perbatasan internasional untuk masuk ke India,” kata petugas.

Laporan media di India mengatakan mereka yang hendak menyeberang ke perbatasan adalah yang menolak menuruti perintah militer.

Permintaan Myanmar tersebut telah disampaikan melalui surat yang dikirim ke distrik Champhai, Mizoram, tempat para pengungsi berada.

“Untuk mempertahankan hubungan baik antara dua negara tetangga, Anda dengan hormat diminta untuk menahan delapan personel polisi Myanmar yang telah tiba di wilayah India dan diserahkan ke Myanmar,” kata surat itu.

Dilansir dari Channel News Asia, unjuk rasa di Myanmar kembali panas. Polisi menembaki pengunjuk rasa di Yangon dengan gas air mata dan granat setrum di Kota Lashio di utara negara bagian Shan. Tindakan itu dilakukan untuk membubarkan aksi protes di ikon bersejarah Kuil Bagan.

Kendati unjuk rasa di pusat kota berlangsung intens, pengunjuk rasa di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, melakukan aksi protes dengan duduk berdiam diri di jalanan. Hal ini dilakukan guna menunjukkan penghormatan bagi orang-orang yang gugur dalam aksi protes.

Lebih dari 1.700 orang telah ditangkap, merujuk pada data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Bahkan, para pasukan keamanan masuk ke hunian warga untuk menangkapi para demonstran hingga menembaki rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper