Bisnis.com, JAKARTA - Brasil kembali mencatat rekor korban meninggal dunia akibat wabah Covid-19 setelah negara Amerika selatan itu mencatat sedikitnya 1.910 angka kematian baru.
Pada Rabu (3/3/2021) malam waktu setempat, Dewan Nasional Kesehatan Negara menyatakan angka kematian itu membuat total korban tewas negara tersebut menjadi 259.271 atau sekitar 10 persen dari total angka global. Sedangkan, rekor 1.726 kematian dilaporkan terjadi sehari sebelumnya pada atau pada Selasa (2/3/2021) waktu setempat.
Pengumuman itu datang ketika rumah sakit di seluruh Brasil berjuang untuk mengatasi gelombang infeksi baru dan kritikan terhadap penanganan krisis oleh Presiden Jair Bolsonaro meningkat.
Sebelumnya, Bolsonaro, yang telah berulang kali menganggap remeh tindakan pembatasan pergerakan orang dan Virus Corona, membela tindakannya atas bencana kesehatan masyarakat. Dia menuduh jurnalis "menciptakan kepanikan" dan secara tidak adil menyalahkan dia atas meningkatnya jumlah korban tewas.
"Bagi media, saya adalah virusnya," kata politisi sayap kanan itu seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (4/3/2021).
Pesaing politiknya telah melakukan serangan terhadap Bolsonaro dalam beberapa hari terakhir, karena situasinya telah memburuk. Pada Selasa (2/3/2021), politikus kanan-tengah Eduardo Leite mengatakan kepada wartawan: "Sulit untuk memahami pikiran Bolsonaro, hatinya keras dalam menghadapi ketidakmanusiawian, penghinaan terhadap kehidupan.”
Baca Juga
“Para pemimpin yang menolak pedoman kesehatan masyarakat dan membingungkan orang sama saja dengan membunuh mereka, saya khawatir. Itulah yang sedang terjadi di Brasil sekarang," kata Leite.
Sementara itu, Sao Paulo, negara bagian terpadat di Brasil, mengumumkan langkah-langkah baru yang ketat untuk memperlambat pandemi Virus Corona yang merebak luas di negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia itu.
Dilaporkan bahwa bahwa mulai Sabtu (6/3/2021), bar dan restoran hanya akan beroperasi melalui pengiriman, sementara mal dan bisnis yang tidak penting akan ditutup sebagaimana mengutip Gubernur João Doria.
Tindakan itu, yang dilakukan saat Brasil mencatat rekor kematian harian tertinggi, akan dilakukan dalam dua minggu ini, katanya.