Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan sosialisasi kepada masyarakat terutama di kalangan bawah dan beredarnya disinformasi dan misinformasi atau hoaks mengenai Covid-19 menjadi permasalahan utama selama satu tahun pandemi di Tanah Air.
Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengatakan rendahnya kedisiplinan masyarakat terhadap 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak) masih menjadi masalah utama yang menjadi sorotan Wapres Ma’ruf Amin.
Ketidakdisiplinan terutama terjadi di kalangan masyarakat bawah seperti di pasar. Oleh karenanya, pemerintah berulang kali memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Ada dua sebab yang menjadi latar belakang kedisiplinan begitu sulit dilaksanakan. Pertama mereka butuh makan, jadi ada semacam kedaruratan, sehingga mereka lupa dengan kedisiplinan. Ada juga masyarakat yang memang cuek,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (3/3/2021).
Masduki juga menyebutkan masih banyak kalangan masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 dan termakan teori konspirasi bahwa virus ini sengaja diciptakan untuk perang dagang produk farmasi. Tidak hanya di kalangan masyarakat kelas bawah, tetapi juga di kalangan tokoh agama. Hal ini berdampak kepada sulitnya penanganan Covid-19 di Tanah Air.
“Nah, ini kan berdampak besar. Apapun yang ditangani pemerintah, tetapi tingkat kesadaran masyarakat belum tumbuh, maka menjadi masalah,” ungkapnya.
Untuk itu, Wapres menekankan pentingnya sosialisasi terkait dengan pemahaman dan virus Corona hingga ke lapisan masyarakat terbawah. Hal tersebut terus diulang dalam pidato resminya dan dalam kesempatan rapat koordinasi bersama jaringan pemerintahan dari atas ke bawah.
Sama halnya dengan sosialisasi terkait virus Corona, sosialisasi mengenai vaksinasi juga menjadi kunci keberhasilan negara melawan Covid-19. Apalagi, pemerintah punya target ambisius yakni 1 juta vaksin per hari.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wapres Ma’ruf telah menerima vaksin pada 17 Februari lalu. Penyuntikan langsung dilakukan oleh tim dokter kepresidenan Dwi Edi Wahono yang merupakan ahli penyakit dalam.
Penyuntikan vaksin kepada Wapres lebih lambat daripada Presiden dan jajaran menteri lainnya karena izin penggunaan emergency use of authorization (EUA) vaksin CoronaVac untuk kelompok di atas 59 tahun baru dikeluarkan pada 5 Februari lalu.
Dia mengajak warga senior berusia lanjut agar masyarakat dapat melakukan vaksinasi sebagai upaya bersama menghadapi pandemi Covid-19.
“Tidak sakit, tidak ada rasa pusing, biasa-biasa saja. Oleh karena itu, saya ajak semua yang usianya sudah cukup lanjut untuk melakukan vaksin. Ini insya Allah tidak menimbulkan efek apa-apa,” katanya.