Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Kapal Induk AS Latihan di Laut China Selatan, Ini Respons Beijing

Latihan militer kapal induk AS itu dilakukan beberapa hari setelah mereka berlayar di dekat pulau-pulau yang dikuasai China.
Ilustrasi - Armada angkatan laut Australia. Australia menjadi sekutu penting Amerika Serikat di Pasifik, namun juga tengah mesra menjadi kerja sama ekonomi dengan China./Reuters
Ilustrasi - Armada angkatan laut Australia. Australia menjadi sekutu penting Amerika Serikat di Pasifik, namun juga tengah mesra menjadi kerja sama ekonomi dengan China./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan China dan Amerika Serikat semakin menegangkan setelah dua kapal induk Negeri Paman Sam menggelar latihan bersama di Laut China Selatan.

Latihan militer itu dilakukan beberapa hari setelah mereka berlayar di dekat pulau-pulau yang dikuasai China. Latihan ini juga berlangsung tak lama setelah China mengutuk pelayaran kapal perusak USS John S McCain di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai China.

Namun, AS menyebut yang dilakukannya itu adalah operasi kebebasan navigasi. Angkatan Laut AS mengatakan Kapal Theodore Roosevelt Carrier Strike Group dan Nimitz Carrier Strike Group sedang melakukan banyak latihan.

"Yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara aset serta kemampuan komando dan kontrol," kata mereka dikutip dari Aljazeera, Selasa (9/2/2021).

Aktivitas kedua kapal menandai operasi kapal induk pertama AS di perairan sibuk ini sejak Juli 2020. Perairan ini menjadi jalur perdagangan global dengan nilai ekonomi mencapai US$5,3 triliun setiap tahun.

"Kami berkomitmen untuk memastikan penggunaan yang sah dari laut yang dinikmati semua negara berdasarkan hukum internasional," kata Laksamana Muda Jim Kirk, komandan Nimitz Carrier Strike Group, dalam sebuah pernyataan.

Kementerian luar negeri Beijing menanggapi pengerahan tersebut dengan mengatakan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

Di sisi lain, China juga meningkatkan aktivitasnya di wilayah tersebut dengan membangun pulau buatan dan mendirikan fasilitas angkatan laut dan udara di tengah protes dari tetangganya. Bahkan pada bulan lalu mereka mengeluarkan undang-undang yang mengizinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing di Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Jumat pekan lalu mengatakan kepada Yang Jiechi, seorang pejabat senior China, bahwa negaranya akan meminta pertanggungjawaban Beijing atas upayanya mengancam stabilitas di Indo-Pasifik, termasuk di seberang Selat Taiwan, dan merusak sistem internasional berbasis aturan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo/Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper