Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pembayar Zakat Masih Minim, Wapres Desak Baznas Berinovasi

Wapres Ma'ruf menilai saat ini jumlah pemberi zakat atau muzakki masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah umat Islam yang ada di Indonesia.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @najwashihab
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @najwashihab

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas untuk berinovasi dan membuat terobosan untuk memperbanyak jumlah orang yang membayar zakat atau muzakki.

Hal tersebut disampaikan Wapres Ma'ruf melalui akun Twitter resminya, @Kiyai_MarufAmin, Jumat (5/2/2021) 15.58 WIB. Menurutnya, saat ini jumlah muzakki masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah umat Islam yang ada di Indonesia.

"Jumlah muzakki masih terbilang sedikit, sekitar 4 juta orang dari total umat Islam yang berjumlah 200 juta orang lebih," demikian tulis Wapres dalam sebuah utasan di Twitter.

Menurutnya, distribusi zakat kepada orang yang berhak menerima zakat atau mustahiq bukanlah hal yang sulit. Dia menjelaskan terdapat dua sasaran dalam mendistribusikan zakat. 

Pertama, jelas Wapres, ditribusi zakat dengan sasaran yang sifatnya konsumtif yakni pada orang-orang yang sangat fakir. Kedua adalah pemberdayaan, agar mengubah penerima zakat menjadi pemberi zakat.

"Permasalahan yang sangat penting adalah bagaimana proses pengambilan dana zakat secara efektif," jelas Wapres.

Wapres mengatakan permasalahan itu menjadi bagian dari ekosistem pembangunan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Oleh karena itu, Wapres meminta semua pihak, terutama para jajaran pengurus Baznas agar dapat bekerja dengan cepat, tepat, dan bermanfaat untuk mengatasi permasalahan itu. Salah satunya dengan meningkatkan target pemberi zakat.

"Memiliki target menaikkan zakat dengan angka yang signifikan untuk hasil kerja yang lebih produktif," jelas Wapres.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper