Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan 3.549 kartu keluarga pengganti bagi korban gempa bumi Sulawesi Barat.
Kartu keluarga pengganti tersebut diberikan kepada keluarga korban yang telah kehilangan KK saat musibah itu terjadi. Selain itu, Ditjen Dukcapil juga menerbitkan akta kematian bagi korban meninggal dunia.
"Tercetak sebanyak 72 Akta Kematian yang terdiri dari 53 warga Mamuju, 13 Majene, 1 Mamuju Tengah, 1 Pasangkayu, dan 4 warga non Sulbar," kata Asep Firdaus, Ketua Tim Jemput Bola Ditjen Dukcapil Kemendagri dalam keterangannya, Minggu (31/01/2021).
Sementara itu bagi warga non Sulbar juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Dukcapil daerah asal masing-masing korban untuk segera diterbitkan Akta Kematiannya secara elektronik.
"Lalu kami koordinasikan juga agar segera dikirimkan file berbentuk PDF untuk dapat diserahkan kepada keluarga korban di Sulbar," katanya.
Hingga 31 Januari 2021, tim kolaborasi telah mendata serta mengganti dokumen kependudukan yang hilang dan rusak akibat bencana banjir atau gempa.
"Ini rutin dilakukan Dukcapil setiap ada bencana kita langsung bergerak aktif mendata dan mengganti dokumen warga hilang rusak tersebut dengan gratis," kata Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan.
Adapun, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian telah mengeluarkan edaran terkait potensi bencana hidrometeorologi. Mendagri Tito meminta Pemda agar proaktif hadapi potensi bencana alam.
"Bencana harus diantisipasi oleh pemerintah daerah, tidak hanya kalau sudah terjadi, tapi sebelum itu (terjadi) sudah diantisipasi. Surat edaran sudah saya kirim," katanya.
"Tapi pada kesempatan ini saya sampaikan, teman-teman kepala daerah jangan bersikap responsif, pada saat sudah kejadian, tetapi harus bersikap proaktif antisipatif," sambungnya.