Bisnis.com, JAKARTA – Hong Kong diperkirakan akan menyiapkan 18 pusat vaksinasi publik di setiap distrik untuk melakukan vaksinasi Covid-19 pada 2.000 orang per hari di tiap pusatnya bersamaan dengan persiapan peluncuran vaksin dari BioNTech SE dan Pfizer Inc. mulai akhir Februari mendatang.
Tim Satgas Program Vaksinasi Hong Kong Thomas Tsang mengatakan, 18 pusat vaksinasi tersebut hanya akan melakukan vaksinasi menggunakan vaksin dari BioNTech. Dengan demikian, total 36.000 orang divaksin di 18 lokasi.
Sementara, untuk dua jenis vaksin lain yang sudah dipesan, dari Sinovac Biotech Ltd. dan AstraZeneca Plc akan didistribusikan ke rumah sakit swasta.
Distribusi terpisah ini dilakukan untuk mencegah vaksin tercamput. Pasalnya, vaksin BioNTech harus disimpan di suhu yang lebih dingin daripada merek vaksin lainnya.
Pemerintah Hong Kong juga membebaskan masyarakatnya untuk memilik vaksin yang mau disuntikkan, meskipun vaksin Sinovac dan AstraZeneca belum akan tersedia dalam waktu dekat, karena masih belum memenuhi proses untuk diedarkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Terkait penyuntikan vaksin, Hong Kong mengadopsi pendekatan kehati-hatian, memilih untuk menggelontorkan vaksin perlahan-lahan dari pada terburu-buru untuk mencegah terjadinya masalah terkaitt pasokan vaksin dan kemungkinan lonjakan orang masuk rumah sakit karena pembuatan vaksin yang terburu-buru.
Baca Juga
“Prioritas kami adalah membuat program yang terorganisir. Kami berupaya melakukannya selancar mungkin, karena penting bagi kami untuk membangun kepercayaan publik. Kami tidak mau terburu-buru dan malah menyebabkan kejadian-kejadian tak terduga di dalam distribusinya,” kata Tsang, dilansir Bloomberg, Kamis (28/1/2021).
Pemerintah Hong Kong Tak seperti negara yanh titik penyebaran Covid-19 tergolong parah, seperti London dan New York, pemerintah segera memutuskan menyuntikkan vaksin kepada penduduknya secepat mungkin untuk menekan lonjakan kasus.
Hong Kong bisa lebih berhati-hati mengambil langkah, karena infeksi Covid-19-nya tidak mengalami lonjakan, dengan melakukan kebijakan pembatasan sosial yang ketat sehingga tambahan kasus harian hanya belasan atau puluhan.