Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi politik di Amerika Serikat penuh dinamika hingga saat ini sejak pemilu Presiden AS yang akhirnya dimenangkan pasangan Biden-Harris.
Pilpres AS yang diselenggarakan pada Desember 2020 tersebut penuh dengan drama. Mulai dari sang petahana Donald Trump yang belum bisa menerima kekalahannya, menuding pilpres penuh kecurangan, hingga kerusuhan oleh massa pendukungnya yang terjadi beberapa waktu lalu.
Melihat dinamika politik di AS, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pun angkat bicara. Dia menyebut ada pelajaran yang bisa dipetik dari dinamika politik di AS.
“Bagi para pencinta demokrasi, drama politik di AS saat ini dapat dipetik pelajarannya. Pertama, sistem demokrasi tidaklah sempurna, terutama implementasinya. Ada wajah baik & wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian & oligarki lebih baik,” cuitnya melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (20/1/2021).
Adapun, pada hari ini presiden AS terpilih Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris akan dilantik.
Berkaca dari pendudukan Gedung Capitol oleh massa Trump pada 6 Januari lalu, sebanyak 25.000 tentara sudah disiagakan untuk melakukan penjagaan pada saat proses pelantikan.
Baca Juga
Ihwal pendudukan Gedung Capitol oleh massa pendukung Trump, SBY menilai kejadian itu disebabkan oleh pernyataan sang Presiden Donald Trump yang tidak benar dan jujur.
“Kedua, di era "post-truth politics", ucapan pemimpin (presiden) harus benar & jujur. Kalau tidak, dampaknya sangat besar. Ucapan Trump bahwa pilpresnya curang (suaranya dicuri) timbulkan kemarahan besar pendukungnya. Terjadilah serbuan ke Capitol Hill yang coreng nama baik AS," ujar SBY.
Bagi para pencinta demokrasi, drama politik di AS saat ini dapat dipetik pelajarannya. Pertama, sistem demokrasi tidaklah sempurna, terutama implementasinya. Ada wajah baik & wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian & oligarki lebih baik. *SBY*
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) January 20, 2021
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden akan tiba di Washington pada malam sebelum pelantikannya atau pada Selasa (19/1/2021) waktu setempat. Sebanyak 25.000 tentara berjaga seiring dengan kekhawatiran pascakerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari lalu.
Dilansir Bloomberg, Biden akan bermalam di Blair House, rumah singgah bagi tamu yang terletak di seberang Gedung Putih. Pagar tinggi telah dipasang mengelilingi gedung Capitol dan Gedung Putih.
Ancaman terhadap keamanan, membuat Biden membatalkan rencananya untuk melakukan perjalanan ke Washington dengan kereta Amtrak. Kereta ini biasa dia gunakan untuk bolak-balik dari rumahnya di Delaware ke Capitol selama berkarir di Senat AS hampir empat dekade.
Dengan adanya pandemi Covid-19 yang telah melenyapkan lebih dari 40.000 nyawa warga AS, pelantikan Biden juga tidak akan pernah sama dengan sejarah Amerika sebelumnya.
Adapun, Donald Trump tidak berminat mengundang Biden ke Gedung Putih sebelum pelantikan dimulai. Trump juga akan menjadi presiden pertama sejak Andrew Johnson yang melewatkan sumpah penerusnya dan memilih langsung terbang menuju Florida, tempat dia berencana untuk tinggal.