Bisnis.com, JAKARTA – Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PBNU mencanangkan percepatan digitalisasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mengikuti arus kemajuan teknologi dan era revolusi industri 4.0, serta membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) dari LPTNU yang ahli dalam bidang teknologi.
Terlebih keadaan pandemi saat ini yang mendorong lembaga pendidikan untuk dapat dengan cepat melakukan adopsi dan adaptasi digital pada sistem pendidikan, salah satunya penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Mohammad Nasir, Ketua LPTNU mengatakan dalam menghadapi era revolusi teknologi 4.0 secara bertahap, PTNU sedang membangun e-campus atau e-learning. Untuk itu, maka harus ada satu platform di bawah NU yaitu Learning Management System (LMS) sebagai digital platform yang dapat diisi seluruh perguruan tinggi NU di dalamnya.
“Resource hiring dan quality diharapkan dapat meningkat dengan adanya platform ini, termasuk akreditasi. Sistem Informasi Akademik juga menjadi fokus percepatan digitalisasi. Digitalisasi ini diharapkan dapat melengkapi dan memaksimalkan sistem pendidikan yang dimiliki oleh LPTNU,” ujar Nasir yang juga Mantan MenristekDikti Periode 2014-2019 ini.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, LPTNU bermitra dengan Infradigital untuk memulai percepatan digitalisasi. Infradigital merupakan startup bidang Education & Financial Technology yang telah membantu lembaga pendidikan dalam penerapan digitalisasi melalui produk Jaringan IDN.
Layanan digitalisasi yang diberikan Infradigital meliputi pembayaran daring, Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) daring, Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), hingga Learning Management System (LMS) yang dapat membantu lembaga pendidikan dalam melakukan pembelajaran daring dengan tampilan yang ramah pengguna.
Ian McKenna, CEO Infradigital menjelaskan bahwa kerjasama ini bertujuan melengkapi dan mempercepat digitalisasi di PTNU, khususnya dalam LMS dan Sistem Informasi Akademik.
“Semua itu akan kami mulai dari pemetaan digitalisasi di tiap PTNU untuk menemukan layanan digitalisasi yang sesuai dan dapat melengkapi digitalisasi di tiap Perguruan Tinggi Nadhatul Ulama. Kami merasa terhormat dan senang untuk menjadi bagian dari proses ini,” ungkapnya.
Adanya percepatan digitalisasi kampus ini juga diharapkan dapat membantu Kemendikbud pada strategi Kampus Merdeka Belajar.
Nizam selaku Dirjen Dikti Kemendikbud menjelaskan bahwa Kebijakan Kampus Merdeka Belajar merupakan upaya menjadikan perguruan tinggi untuk agile, artinya perguruan tinggi mampu beradaptasi dengan kebutuhan masa depan yang sangat dinamis.
Adaptasi kampus dengan kebutuhan masa depan di dukung dengan kebutuhan masyarakat dan industri sehingga dapat menjadi langkah dalam peningkatan kualitas dan mutu kampus.
“Ke depannya diharapkan PTNU dapat masuk ke ranking 100 besar perguruan tinggi terbaik dengan mahasiswa yang menguasai bidang teknologi,” ujar Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Infradigital adalah startup di bidang Education & Financial Technology terdepan yang berdiri sejak Mei 2018 dan satu-satunya yang terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan mengantongi Sertifikasi ISO 27001:2013 mengenai sistem keamanan informasi (ISMS).