Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Vaksin Tampil Beda, Indonesia Tuai Pujian dari Orang Asing

Di negara lain, kelompok lanjut usia justru yang menjadi prioritas.
Vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. /presidenri.go.id
Vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. /presidenri.go.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Media asing menyoroti kebijakan pemerintah Indonesia yang memprioritaskan kelompok pertama penerima vaksin Covid-19 adalah yang berusia 18-59 tahun. Pasalnya di negara lain, kelompok lanjut usia justru yang menjadi prioritas.

Mengutip Reuters, Selasa (5/12/2020), negara seperti Amerika Serikat dan Inggris yang memprioritaskan lansia karena dinilai lebih rentan terhadap penyakit pernafasan. Inggris dan Amerika Serikat memulai imunisasi dengan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan mitranya BioNTech.

Peter Collignon, profesor penyakit menular dari Australian National University mengatakan bahwa tidak ada yang dapat menentukan baik dan buruk kebijakan suatu negara. Terkait strategi Indonesia, menurutnya akan mampu menekan penyebaran Covid-19, tetapi tidak angka kematian.

“Strategi Indonesia yang berbeda dengan AS dan Eropa menjadi sangat berharga [bagi ilmu pengetahuan], karena ini akan memberi tahu kami apakah akan memberikan efek yang lebih dramatis dibandingkan Eropa atau AS,” katanya.

Profesor Dale Fisher dari Sekolah Kedokteran Yong Loo Lin di National University of Singapore mengatakan dia memahami dasar pemikiran pendekatan Indonesia. “Orang dewasa muda yang berkerja umumnya lebih aktif secara sosial dan lebih banyak bepergian, sehingga strategi ini seharunya mengurangi penularan komunitas lebih cepat daripada memberikan vaksinasi kepada individu yang lebih tua,” katanya.

Namun lansia memang memiliki risiko yang jauh lebih tinggi saat terinfeksi virus Corona. Oleh karena itu kedua strategi yang dipilih memiliki manfaat yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara.

Melalui aku Twitter, Kim Randall mengatakan bahwa kebijakan Indonesia masuk akal baginya. “Jujur, itu masuk akal. Kelompok usia itu adalah yang paling tahu dan tentang penyebaran virus. Orang tua lebih rentan, tetapi juga cenderung menjadi penyebar super,” tulis akun @_kimrandall.

 

Hal senada disampaikan akun Twitter @Peregri80669568. “Pisahkan orang tua, inokulasi yang muda. Lebih masuk akal daripada menggunakan sumber daya berharga pada seseorang di ambang kematian,” tulisnya.

 

Namun, kebijakan Indonesia juga menuai kritik. “Mereka ingin Anda lebih peduli tentang ekonomi daripada orang tua Anda sendiri, itulah sebabnya. Saya berharap mereka makan kotoran ??,” tulis @filmdirector_.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper