Bisnis.com, JAKARTA - Turki menandatangani perjanjian dengan Pfizer Inc. BioNTech SE untuk 4,5 juta dosis vaksin virus Corona, dengan opsi peningkatan pasokan hingga 30 juta dosis.
Dilansir Bloomberg, kantor berita negara Anadolu melaporkan, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca Jumat mengatakan bahwa 550.000 dosis awal akan tiba pada akhir tahun atau awal Januari.
Turki membuat kesepakatan vaksin Covid-19 pertamanya dengan Sinovac Biotech Ltd. untuk 50 juta dosis. Dia mengatakan pihaknya menemukan vaksin China sebagai yang paling aman karena diproduksi menggunakan metode konvensional.
Baca Juga
Kendati begitu, CoronaVac perlu dikelola dalam dua langkah, yang berarti jumlah yang ditandatangani Turki hanya akan cukup untuk 25 juta warganya dari populasi lebih dari 83 juta orang.
Kebanyakan vaksin terdiri dari potongan virus yang tidak aktif atau protein dari virus yang dibuat melalui rekayasa genetika. Ketika disuntikkan ke dalam tubuh, mereka memicu respons kekebalan yang langgeng mirip dengan orang yang telah terinfeksi dan pulih.
Sebaliknya, teknologi mRNA yang digunakan oleh Pfizer dan mitranya BioNTech serta Moderna Inc. mengandalkan sel tubuh sendiri untuk menghasilkan protein virus. Setelah disuntikkan ke dalam tubuh, RNA menyelinap ke dalam sel manusia dan menyuruh mereka membuat protein mirip virus, dalam hal ini protein 'lonjakan' di permukaan virus Corona.