Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 3 Audio Relaksasi untuk Turunkan Cemas karena Covid-19

Kecemasan bisa muncul karena ketidakberdayaan dan kegagalan untuk menoleransi ketidakpastian.
Ilustrasi - Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020)./Antara-Ahmad Subaidi
Ilustrasi - Foto udara destinasi wisata pantai Seger di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020)./Antara-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran virus Corona SARS-CoV-2 dan munculnya supercovid-19 di Afrika Selatan dan Inggris bisa memperpanjang kecemasan akibat ketidakpastian kapan virus ini bisa dilumpuhkan.

Seperti diketahui, varian baru virus Corona Covid-19 tersebut ditemukan di Inggris dengan tingkat penularan yang cukup tinggi. Bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru 70 persen lebih menular daripada varian lainnya sehingga dilabeli media setempat sebagai supercovid. 

Menanggapi varian baru virus Corona itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan varian itu belum ditemukan di Indonesia. Pada prinsipnya, kata dia, data virus tersebut diambil dari pemeriksaan next generating sequencing.

“Terus terang kami belum menemukan di Indonesia...dan belum melakukan pemeriksaan itu,” ujar dia kepada Tempo melalui sambungan telepon, Rabu (23/12/2020).

Guru besar bidang ilmu penyakit dalam itu menegaskan kuncinya adalah pemerintah harus melakukan pembatasan ketat.

“Jadi orang dari Inggris tidak bisa masuk. Bukan peringatan travel warning lagi tapi larangan travel ban,” kata Ari.

Menurut Ari berdasarkan hasil dari analisa yang ada, virus mutan di Inggris itu mempunyai tingkat infeksi yang tinggi. Tapi, menurut dia, masih perlu dibuktikan bagaimana karakter virusnya.

“Tapi saya dengar juga varian virus Corona itu masih bisa ditangani dengan vaksin yang ada,” kata Ari menambahkan.

Dihubungi terpisah, Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, mengaku sedang melakukan penelusuran mengenai varian baru virus Corona itu. Dia dan timnya masih mencari tahu asal virus apakah dari virus corona yang sudah ada atau muncul baru.

“Karena kalau dari Covid-19 yang selama ini, ada kemungkinan ini akibat dari reaksi virus terhadap vaksinasi tapi ini masih hipotesis. Tolong tunggu beberapa hari,” ujar Direktur Professor Nidom Foundation (PNF) itu melalui pesan WhatsApp, Rabu.

Sambil menunggu kabar selanjutnya, dan untuk mengurangi kecemasan terkait Covid-19, ada baiknya Anda melakukan relaksasi. 

Hal itu penting agar pemberitaan soal wabah Covid-19  yang tak kunjung mereda tidak sampai memengaruhi kesehatan mental Anda. Begitu pula bagi masyarakat kebanyakan, baik yang berada dalam kondisi mental normal apalagi bagi mereka yang sudah memiliki masalah mental bawaan seperti gangguan kecemasan atau gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Patut dicatat bahwa kecemasan bisa muncul karena ketidakberdayaan dan kegagalan untuk menoleransi ketidakpastian.

Hal itulah yang merupakan ciri-ciri khas pada banyak kasus gangguan kecemasan akibat pandemi Covid-19.

Berikut panduan relaksasi ringan, seperti diunggah di situs https://himpsi.or.id/, yang diharapkan bisa membantu masyarakat memiliki stabilitas emosi yang lebih seimbang.

Berikut beberapa link audionya:

Self-Healing Audio-Retno IG Kusuma M.Kes, Psikoloh

Panduan Relaksasi 1 (Ikatan Psikolog Klinis)

Panduan Relaksasi 2 (Ikatan Psikolog Klinis)

Semoga setelah mendengarkan panduan relaksasi Anda menjadi tidak menjadi terlalu cemas dengan kondisi yang ada.

Tetap waspada dan jangan lupa laksanakan gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : https://himpsi.or.id/
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper