Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menangguhkan sistem insentif perjalanan domestiknya secara nasional selama dua minggu selama liburan Tahun Baru di tengah rekor infeksi virus corona atau Covid-19.
Pemerintah akan menghentikan semua penggunaan insentif perjalanan "Go To" dari 28 Desember hingga 11 Januari.
Suga mengatakan subsidi pariwisata domestik sebagai cara terbaik untuk menopang ekonomi regional dan melindungi jutaan pekerjaan di industri perjalanan. Tetapi kampanyenya menghabiskan modal politiknya. Belum lagi,Berdasarkan Survei yang dilakukan surat kabar Mainichi dukungan dari kabinetnya juga turun 40 persen
Pada Sabtu minggu lalu, kasus infeksi Jepang telah melampau 3.000 infeksi baru harian.
"Untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut selama Tahun Baru, dan untuk mengurangi beban fasilitas medis, kami memutuskan untuk melakukan tindakan sekuat mungkin," kata Suga seperti dilansir dari Bloomberg Senin (14/12/2020).
Dia menambahkan bahwa kebijakan program perjalanan setelah 11 Januari akan bergantung pada situasi infeksi. Penghentian secara nasional menimbulkan risiko bagi ekonomi yang mencoba pulih dari kontraksi terburuknya yang tercatat pada kuartal kedua tahun ini.
Baca Juga
Ekonom Nomura Research Institute Takahide Kiuchi mengatakan dalam sebuah catatan penelitian bahwa langkah tersebut dapat menghilangkan 89,3 miliar yen atau US$ 861 juta dalam belanja konsumen,
Masaki Kuwahara, Ekonom Nomura Securities, mengatakan langkah tersebut berdampak negatif bagi perekonomian.
"Kami sebelumnya memperkirakan pertumbuhan akan bertahan di angka positif, tetapi sekarang ada kemungkinan ekonomi akan tergelincir ke wilayah negatif," tambahnya.
Suga, yang menjabat pada September, telah berjanji akan melakukan upaya ganda untuk mengendalikan virus dan menghidupkan kembali perekonomian. Namun, program insentif perjalanan tampaknya semakin tidak memungkinkan karena sebagian besar berfokus pada risiko kesehatan.
Menjelang pengumuman, sumber-sumber pemerintah mengatakan kepada media lokal bahwa ada rencana yang lebih sederhana di mana pemerintah akan menghentikan subsidi "Go TO" untuk perjalanan ke Tokyo dan Nagoya.
Itu akan meminta para pelancong untuk secara sukarela menahan diri dari menggunakan program untuk perjalanan yang dimulai di dua kota di mana infeksi melonjak.
Penghentian yang lebih luas dan tidak terduga mungkin mengindikasikan Suga siap untuk lebih responsif terhadap opini publik daripada pendahulunya, Shinzo Abe, yang dikenal karena mendorong tindakan yang tidak disukai publik.
Tetapi sementara lebih dari setengah responden dalam survei Mainichi mengatakan keadaan darurat harus diumumkan.