Bisnis.com, JAKARTA - Klaim pengobatan alternatif terus bermunculan seiring peningkatan kasus virus corona (Covid-19). Namun tak sedikit dari klaim tersebut bohong alias palsu.
Masyarakat memang harus cerdas menerima informasi yang beredar tentang Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir ini. Oleh karena itu, untuk membantu Anda menghindari kebohongan dan informasi yang salah, berikut adalah mitos palsu tentang pengobatan Covid-19, seperti dilansir dari Times of India, Jumat (11/12/2020) :
1. Covid-19 ringan dapat diobati dengan obat anti virus
Dalam keadaan normal, obat antivirus akan bekerja secara ajaib dalam melindungi tubuh Anda dari virus berbahaya. Namun, terkait Covid-19, bentuk pengobatan ini sepertinya tidak berpengaruh pada virus pernapasan yang mempengaruhi paru-paru kita. Meskipun Remdesivir adalah obat antivirus pertama yang disetujui oleh FDA, obat ini hanya untuk penggunaan darurat.
2. Herbal dapat mencegah virus corona
Diyakini juga bahwa pengobatan herbal dan ayurveda dapat mencegah infeksi Covid-19. Meskipun obat herbal dapat menyembuhkan penyakit tertentu, belum ada konfirmasi apakah dapat mengobati SARS-CoV-2.
3. Antibiotik dapat membantu meredakan gejala virus corona
Sudah diketahui fakta bahwa obat antibiotik hanya membantu menyembuhkan infeksi bakteri. Oleh karena itu, ini tidak dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengobati infeksi seperti Covid-19. Karena sifat anti peradangannya, tentunya dapat membantu dalam merawat pasien rawat inap.
4. Vitamin dan mineral dapat mencegah virus corona
Dengan dimulainya virus corona baru, orang-orang telah meningkatkan asupan suplementasi mikronutrien, berpikir bahwa itu akan mencegah virus mematikan. Sementara vitamin dan mineral yang berbeda membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, belum ada klaim kuat bahwa suplemen ini benar-benar dapat menyembuhkan penyakit.
5. Orang yang positif Covid-19 harus dirawat di rumah sakit
Mengingat peningkatan jumlah kasus Covid-19 di dan di seluruh dunia, tidak mungkin untuk menampung setiap orang yang terinfeksi di rumah sakit. Meskipun demikian, jika Anda tidak mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, atau gejala virus korona parah lainnya, Anda sebaiknya mengisolasi diri sendiri di rumah setelah tes positif dan istirahat sampai pulih.