Bisnis.com, JAKARTA Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden dan Kamala Harris akan berpidato pada Senin (16/11/2020) mengenai rencana pemulihan ekonomi pasca-Covid dan pertumbuhan jangka panjang.
Dilansir Bloomberg, rencana tersebut diungkapkan oleh tim transisi pemerintahan pada Minggu (15/11). Keduanya dijadwalkan berpidato pada pukul 13.45 waktu New York. Ini akan menjadi diskusi ekonomi pertama pasangan ini sejak memenangkan pilpres AS bulan ini.
Biden telah berbicara tentang mengenai kebutuhan pengeluaran stimulus bagi warga As yang berjuang di tengah tekanan berkepanjangan yang dipicu oleh pandemi. Dia juga telah berunding dengan Ketua DPR Nancy Pelosi dan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer tentang upaya untuk mengesahkan RUU stimulus di Capitol Hill.
Namun dia belum berbicara dengan Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. Adapun persetujuannya akan diperlukan agar setiap RUU dapat disahkan di Kongres.
Rencana ekonomi pemerintahan Biden diharapkan bergantung pada proposal "Build Back Better" yang ditawarkan selama kampanye. Proposal kampanye tersebut termasuk stimulus senilai US$2 triliun untuk bantuan energi bersih dan infrastruktur.
Adapun tujuan stimulus ini adalah untuk menciptakan jutaan lapangan kerja yang membangun turbin angin, rumah berkelanjutan, dan kendaraan listrik yang dibutuhkan untuk dengan cepat menekan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga
Biden juga menyusun rencana manufaktur senilai US$700 miliar yang disebut dengan "Buy America" dan mengusulkan pengeluaran senilai US$775 miliar untuk meningkatkan perekonomian.
Moody's memperkirakan total biaya proposal kampanye Biden, yang termasuk tambahan pada sistem perawatan kesehatan, mencapai $ 7,269 triliun selama satu dekade dan memproyeksikan bahwa paket tersebut akan menciptakan 18,6 juta lapangan kerja, 7 juta lebih banyak dari rencana ekonomi Presiden Donald Trump.
Sebagian besar rencana Biden akan didanai melalui peningkatan pajak pada perusahaan besar dan orang kaya, tetapi timnya juga mengharapkan sebagian di antaranya dianggap sebagai pengeluaran stimulus dan tidak akan diimbangi dengan pendapatan pajak baru.