Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilu Myanmar: Partai Aung San Suu Kyi Mendominasi Kursi Parlemen

Hasil terbaru dari pemungutan suara hari Minggu kemarin (8/11/2020) mengonfirmasi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi telah mengamankan 322 kursi di badan legislatif bikameral yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6/2019)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat pertemuan bilateral Indonesia-Myanmar di sela-sela KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, Sabtu (22/6/2019)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Partai berkuasa yang dipimpin Aung San Suu Kyi berhasil memenangkan cukup kursi parlemen untuk membentuk pemerintahan di Myanmar berikutnya.

Hal ini dikonfirmasi dari hasil pemilihan umum resmi yang dirilis pada hari Jumat (13/11/2020).

Hasil terbaru dari pemungutan suara hari Minggu kemarin (8/11/2020) mengonfirmasi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi telah mengamankan 322 kursi di badan legislatif bikameral yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Dikutip dari Channel News Asia, NLD telah mengambil 346 kursi dari 412 kursi yang telah diumumkan, dengan hasil dari 64 kursi lagi belum diumumkan.

Kemenangan yang nyaman akan menjadi dorongan selamat datang bagi Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian yang mengalami masa jabatan pertama yang bergolak dan berjuang keras untuk memenuhi harapan publik yang tinggi.

Dia ditugaskan untuk mengembangkan negara yang menderita hampir 50 tahun di bawah isolasi dan tekanan pemerintahan militer yang ketat, bertahun-tahun dia ditahan di bawah tahanan rumahnya.

Bahkan sekarang, pemerintahannya diharuskan mengatur keterlibatan militer, khususnya di bidang keamanan dan pertahanan, di bawah konstitusi yang dirancang selama pemerintahan para jenderal.

NLD menang dengan selisih yang sama dalam pemilihan terakhir tahun 2015, pemungutan suara bebas pertama sejak berakhirnya kekuasaan militer.

Kali ini, pemungutan suara dilihat sebagai referendum pemerintahan Suu Kyi, yang sangat populer di dalam negeri. Tetapi reputasinya di luar negeri telah runtuh karena tuduhan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara itu, yang dengan keras dibantahnya.

Partai oposisi utama, Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan (USDP) yang didukung militer, hanya memenangkan 24 kursi, menurut hasil resmi pemilihan tersebut.

USDP mengajukan keberatan pada hari Rabu lalu (11/11/2020) dan menuntut untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas, adil, tidak memihak dan bebas dari kampanye yang tidak adil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper