Bisnis.com, JAKARTA - Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dengan tema diskusi terkait kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020) dibatalkan secara mendadak.
Politisi dan pengamat politik mengartikan pembatalan acara ILC episode hari itu merupakan larangan dari pihak-pihak yang berlawanan dengan Rizieq.
Anggota DPR RI sekaligus Politisi Partai Gerindra Fadli Zon awalnya dijadwalkan sebagai salah satu narasumber pada acara tersebut. Dia lantas mengungkapkan sindirian kepada host ILC Karni Ilyas.
Kemarin saya dihubungi menjadi narsum @ILCtv1 malam ini soal kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS). Kebetulan sedang ada di Bandung acara FGD. Barusan di jalan otw Jakarta ditelp acara ILC malam ini mendadak dibatalkan. Ada telpon ghaib ya Bang @Karniilyah?” demikian tulis akun @fadlizon.
Selain itu, pakar hukum tata negara Refly Harun menyatakan pembatalan ini adalah sebuah kekhawatiran dari arus lain (arus kiri atau partai nasionalis) terhadap penguatan fenomena arus kanan (partai islam) dalam politik Indonesia.
"Pelarangan penayangan habib rizieq di ILC harus dimaknai sebagai sebuah kekhawatiran dari arus lain terhadap menguatnya fenomena kanan dalam politik Indonesia pasca kepulangan Habib Rizieq," jelas Refly dalam akun YouTube-nya yang diunggah Rabu (11/11/2020).
Sementara itu, akademisi dan Filsuf Rocky Gerung mengaku tidak heran dengan pembatalan ILC secara sepihak dan mendadak.
Menurutnya, tindakan pembatalan tersebut mirip dengan pembungkaman atau media yang menolak untuk memberitakan gerakan 212 atau adanya massa yang menjemput Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.
"Kan seluruh wa grup, seluruh kamera citizen journalism penuh dengan berita itu. Jadi sia-sialah kalau istana mengumpulkan energi terakhir untuk membelah oposisi itu," ungkapnya dikutip pada Kamis (12/11/2020).
Pada video yang berdurasi 15 menit itu, Rocky Gerung bersama dengan konsultan media dan politik Hersubeno Arief. Arief kemudian menanyakan kabar bahwa Rocky dilarang tampil di ILC.
Rocky mengungkapkan pembatalan tersebut merupakan permintaan Istana Presiden.
"Ya itu SOP istana begitu, kalau ada isu yang bisa membuat kuping istana jadi tipis dan matanya jadi membelok begitu maka budaya kamtib muncul lagi. Telepon si ini enggak boleh si itu enggak boleh atau isu ini ditunda saja pakai isu lain," ungkap Rocky.
