Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 di ICU Jerman Tembus Rekor

Berdasarkan data DIVI (asosiasi perawatan darurat dan intensif Jerman), wilayah perekonomian terbesar di Eropa itu sampai Senin (9/11/2020) masih merawat 2.987 orang di ICU. Jumlah tersebut menembus catatan tertinggi sebelumnya sebanyak 2.933 orang pada 18 April 2020 lalu.
Aksi demonstrasi di Berlin, Jerman. Setidaknya ada sekitar 18.000 orang turun ke jalan pada Sabtu (29/8/2020) untuk menolak langkah pembatasan yang dilakukan pemerintah Jerman akibat penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat. /Dokumen Bloomberg
Aksi demonstrasi di Berlin, Jerman. Setidaknya ada sekitar 18.000 orang turun ke jalan pada Sabtu (29/8/2020) untuk menolak langkah pembatasan yang dilakukan pemerintah Jerman akibat penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat. /Dokumen Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Jerman saat ini mencatatkan kasus Corona lebih parah dari pertama kali terpapar pandemi dan banyak pasiennya yang mengalami gejala berat hingga memenuhi unit perawatan intensif (ICU).

Berdasarkan data DIVI (asosiasi perawatan darurat dan intensif Jerman), wilayah perekonomian terbesar di Eropa itu sampai Senin (9/11/2020) masih merawat 2.987 orang di ICU. Jumlah tersebut menembus catatan tertinggi sebelumnya sebanyak 2.933 orang pada 18 April 2020 lalu.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, apabila didasarkan pada tren saat ini, kasus dengan gejala beratnya diperkirakan bisa mencapai 6.000 pada akhir November ini. Hal itu bisa makin membatasi sumber daya dan kinerja di ICU.

“Kalau ICU sampai penuh, sesak, kelebihan beban, terlambat sudah,” katanya, dilansir Bloomberg, Senin (9/11/2020).

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit meroket di seluruh Eropa, dengan jumlah orang yang masuk memuncak pada musim semi lalu di beberapa negara. Meskipun demikian, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, tingkat hunian ICU di Jerman masih di bawah rekor saat itu.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah meminta warga German untuk mematuhi aturan untuk menjaga kebersihan dan menjaga jarak. Harapannya, dengan begitu fasilitas pelayanan kesehatan tak sampai tumbang, seperti krisis terbesar yang dialami pada masa Perang Dunia II.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus infeksi Covid-19 di Jerman sempat terkerek naik dengan rata-rata harian mencapai 18.652 kasus dalam sepekan terakhir. Jumlahnya melonjak dari rata-rata kenaikan 15.553 kasus per hari pada pekan sebelumnya.

Pemerintah di bawah pimpinan Merkel kemudian memberlakukan lockdown parsial selama sebulan mulai 2 November 2020 untuk menahan penyebaran virus. Pembatasan tersebut dirancang untuk membatasi kontak sosial dengan menutup bar dan restoran, namun tetap memperbolehkan sebagian besar bisnis tetap buka.

Kasusnya saat ini sudah melampaui kasus pada gelombang pertama dan sudah terjadi selama berminggu-minggu. Dengan kejadian ini banyak rumah sakit mulai terisi penuh. Pada awal Oktober misalnya, tercatat kurang dari 400 kasus Covid-19 di Jerman yang dirawat di ICU.

Dengan tambahan pasien Covid-19 dan juga pasien sakit lainnya, keterisian ICU di Jerman saat ini sudah mencapai 71 persen. Sementara ketersediaan tempat tidur di rumah sakit di Jerman hanya 12.500 tempat tidur, termasuk di Rumah Sakit Pusat Berlin.

Pemerintah Jerman sudah memberikan peringatan bahwa tak lama lagi ketersediaan tenaga kesehatan di Jerman akan makin menipis jika trennya tak berubah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper