Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Rizal Ramli Sengaja Ditinggal Jokowi-JK di Ruangan Istana Saat Reshuffle

Sebuah kisah unik dipaparkan oleh Jusuf Kalla ketika Presiden Joko Widodo me-reshuffle Rizal Ramli dari jabatan Menteri Koordinator Maritim pada masa jabatan pertamnya.
Rizal Ramli (tengah)./JIBI/BISNIS/Jaffry Prabu Prakoso
Rizal Ramli (tengah)./JIBI/BISNIS/Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan sebuah kisah unik ketika Presiden Joko Widodo memberhentikan Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim pada masa kepemimpinan pertamanya.

Dalam wawancaranya dengan Karni Ilyas di akun Youtube Karni Ilyas Club, Jusuf Kalla yang akrab disapa JK tersebut membeberkan kisah proses pemberhentian Rizal Ramli sebagai Menko Bidang Maritim, pada Oktober 2016.

“Waktu dipanggil oleh saya dan Pak Jokowi [ke Istana Negara], dia dijelaskan [pencopotannya] bahwa ini demi kebaikan kabinet. Tetapi dia [Rizal Ramli] menolak. Dia bilang apa salah saya? Lalu banyak lah dia bicara,” kata JK, seperti dikutip dari akun Youtube Karni Ilyas Club, Sabtu (7/11/2020).

JK pun mengaku diam saja melihat respons Rizal kala itu. Pasalnya, JK menilai, keputusan reshuffle kepada Rizal adalah hak prerogatif dari Jokowi.

Menanggapi respons Rizal kala itu, JK menyebut bahwa Jokowi menghadapinya dengan tenang. Jokowi pun kembali menegaskan bahwa keputusan itu demi kebaikan bersama.

“Akhirnya dia [Rizal Ramli] diminta ke ruang sebelah. Dsisuruh tenang dulu sembari kita memanggil dan menemui menteri-menteri lain dulu,” katanya.

Namun ketika Jokowi dan JK selesai menemui menteri lain, rupanya Rizal tidak kunjung dipanggil dan ditemui kembali. Padahal, Rizal masih menunggu di salah satu ruang di Istana Negara tersebut.

“Lalu dia [Jokowi] tanya ke ajudannya sekitar jam 10 malam, dia [Rizal Ramli] masih ada ga? Oh masih ada. Kamu diam-diam saja, kami mau pulang. Jadi setengah jam kemudian Rizal tanya ke ajudan, di mana Presiden. Oh presiden sudah pulang.  Lalu marah-marah lah dia,” katanya.

Adapun, JK menyebut Rizal sejatinya memiliki kecerdasan di bidang perekonomian. Namun JK menilai, Rizal tidak memiliki kemampuan yang baik untuk memimpin anka buahnya.

Hal itu berdampak kepada kinerjanya selama sebagai menteri. Tak heran jika Rizal tak pernah awet sebagai menteri baik di masa kepemimpinan SBY maupun Jokowi.

“Omongnya besar, tapi gak bisa pimpin orang,” katanya,

Adapun sebelumnya, dalam sesi wawancara dengan Karni Ilyas di channel Youtube yang sama, Rizal Ramli mengungkapkan bahwa dia beberapa kali dijegal mantan JK saat menjadi kandidat menteri di era SBY hingga Jokowi.

Menurut Rizal, pada era SBY dirinya mengklaim sudah mengantongi tanda tangan dari Presiden ke-6 RI tersebut untuk menjabat sebagai Menko Bidang Perekonomian. Namun, langkah Rizal diganjal Jusuf Kalla yang saat itu menjabat Wakil Presiden.

“SBY bahkan sudah tanda tangan kan, Rizal Ramli Menko Perekonomian, diganjal sama JK. Habis itu SBY pertahankan jadi Menteri Keuangan, dia [JK] enggak setuju lagi, akhirnya dia [SBY] minta Rizal Ramli Menteri BUMN, dia [JK] enggak setuju lagi. Last minute, saya ditunjuk menjadi Menteri Perindustrian di kabinet SBY pertama, saya nolak, itu bukan keunggulan kita,” ujarnya seperti dikutip dari Youtube Karni Ilyas Club, Minggu (25/10/2020).

Kemudian, pada masa pemerintahan Jokowi-JK, Rizal kembali diminta Presiden ke-7 RI itu untuk masuk kabinet. Dia mengklaim Jokowi meminta dirinya menjadi Menko bidang Perekonomian, tetapi JK kembali menolaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper