Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG: Waspadai Siklon Tropis Goni

Siklon tropis Goni  berdampak langsung berupa bencana banjir, longsor dan angin kencang di Filipina
Petugas BMKG menunjukkan area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/11)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Petugas BMKG menunjukkan area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/11)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Herizal mengatakan saat ini siklon tropis Goni yang telah berkembang menjadi siklon tropis kuat kategori 5 diwaspadai karena bisa memicu gelombang tinggi perairan, hujan lebat, dan angin kencang di sejumlah daerah di Indonesia.

Dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (2/11/2020), siklon tropis Goni  berdampak langsung berupa bencana banjir, longsor dan angin kencang di Filipina

Siklon tropis Goni terbentuk di Samudra Pasifik barat dan diprediksikan jalur lintasannya menuju Laut China Selatan hingga beberapa hari ke depan setelah melewati Filipina  siklon tropis Goni merupakan siklon tropis ke-3 yang berdampak signifikan bagi sejumlah negara-negara Asia Tenggara di sekitar Laut China Selatan setelah Siklon tropis Saudel dan Molave.

Selama Oktober 2020, kata Herizal, telah terjadi 7 siklon di Samudra Pasifik Barat dan Laut China Selatan (sementara rata rata klimatologis kejadian siklon tropis untuk Oktober adalah 3-4 kejadian), diantaranya: TC Chan-hom (2 Okt), TS Linfa (9 Okt), TS Nangka (11 Okt), Depresi Tropis Ofel (13 Okt), TC Saudel (16 Okt), Depresi Tropis 20 W (19 Okt), TC Molave (23 Okt), TC Goni (27 Okt), TS Atsani (28 Okt). TC adalah tropical cyclone (siklon tropis) sedangkan TS adalah tropical storm (badai tropis).

Keduanya adalah jenis badai tropis namun berbeda tingkatan, jenis siklon tropis (TC) memiliki luasan pusaran dan kecepatan angin yang lebih kuat daripada jenis tropical storm (TS).

Sejumlah studi menyebut bahwa terdapat hubungan antara jumlah siklon tropis di Samudra Pasifik Barat dan Laut China Selatan dengan kejadian La Nina yang sedang berlangsung, menemukan bahwa pembentukan siklon (siklogenesis) memiliki peluang yang lebih besar menjelang musim dingin di Belahan Bumi Utara setelah permulaan La Nina, sementara lebih banyak pembentukan siklon pada musim panas selama permulaan El Nino.

Herizal menjelaskan, bahwa secara teoritis, badai atau siklon tropis umumnya hanya bisa berkembang dan menguat di wilayah tropis  diluar 10 derajat lintang utara atau selatan.

Hal ini dikarenakan secara fisis pembentukan siklon dapat terjadi bila memenuhi syarat anomali suhu muka laut yang lebih hangat dibanding wilayah sekitarnya (umumnya >28 Celsius ) dan adanya potensi pusaran yang besar karena pengaruh gaya korioli.

Gaya korioli di wilayah Indonesia umumnya bernilai kecil karena dekat dengan garis ekuator, sehingga relatif lebih kecil peluang terjadinya Siklon Tropis di Indonesia.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang terhadap berita-berita yang tidak benar terkait badai tropis yang dianggap sama dengan  fenomena La Nina ini, namun diharapkan tetap waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak La Nina yaitu dengan ancaman banjir, banjir bandang, dan longsor akibat curah hujan ekstrem,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper