Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga survei Indaktor Politik Indonesia mencatat pendapatan rumah tangga masyarakat mengalami penurunan signifikan pada masa pandemi Covid-19.
Hal ini didapatkan berdasarkan hasil survei mengenai Mitigasi Dampak Covid-19: Tarik menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan.
Berdasarkan hasil survei tersebut pendapatan rumah tangga mengalami penurunan hingga 86,1 persen pada periode Mei 2020. Angka ini kemudian turun menjadi 75,7 persen pada Juli, serta menjadi 66,6 persen pada September.
Dengan penurunan pendapat tersebut alhasil masyarakat mengalami kesulitan. Dalam paparan survei terungkap, kesulitan terberat yang dialami rumah tangga adalah untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Sebanyak 55 persen di responden menjawab sulit untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Kemudian 12,3 persen mengaku kesulitan untuk biaya sekolah, 11,5 persen untuk kuota internet untuk sekolah online, serta 2,9 persen cicilan rumah.
"Efek Covid ini yang paling terpukul adalah kelas menengah bawah. Mereka masyarakat yang paling vulnerable [rentan] dalam situasi Covid-19. Jangankan untuk internet, untuk makan saja susah," papar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam diskusi daring, Minggu (18/10/2020).
Baca Juga
Survei ini juga mencatat bahwa pagebluk Covid-19 juga sebagian besar berpengaruh terhadap pekerjaan.
Indikator mencatat pada September jumlah yang di-PHK turun menjadi 14,8 persen dari posisi Mei 16,9 persen.
Kemudian untuk pekerja yang dirumahkan mencapai 12,9 persen, turun dari posisi Mei 24,4 persen. Sementara itu, pekerja yang aktif bekerja seperti biasa mulai meningkat menjadi 31,8 persen dari sebelumnya 24,7 persen.
Adapun, survei dilakukan menggunakan kontak telpon kepada responden. Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Indikator memiliki sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 2 tahun terakhir. Secara ratarata, sekitar 70 persen di antaranya memiliki nomor telpon.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.614 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error/MoE) sekitar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei dilakukan pada 24-30 September 2020.