Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Tertular Covid-19, Doni Monardo Prihatin Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo cukup khawatir akan terjadi kerumunan massa.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam diskusi virtual yang bertajuk Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam diskusi virtual yang bertajuk Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo

Bisnis.com, JAKARTA – Pada hari ini, Selasa (13/10/2020) akan demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja masih akan terjadi di sekitar Istana Merdeka.

Menanggapi demo yang sudah berlangsung sejak pekan lalu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo cukup khawatir akan terjadi kerumunan massa.

 “Pasalnya proses penularan Covid-19 bukan oleh hewan, tapi oleh manusia. Dan kerumunan manusia tidak bisa kita pastikan semuanya aman,” ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (12/10/2020).

Doni mengatakan, berdasarkan data Satgas dari dua bulan lalu, 7 persen yang dirawat adalah orang yang tidak pernah keluar rumah.

“Bayangkan mereka tidak pernah keluar rumah akhirnya terpapar Covid-19, pasti dari anggota keluarga yang sering beraktivitas di luar rumah,” kata dia.

Doni memegaskan bahwa menimbulkan kerumunan berpotensi menjadi tempat penularan. Oleh karena itu, Satgas mengajak seluruh komponen bangsa untuk menjaga jangan membuat kerumunan karena dampaknya fatal.

Apabila, mereka yang terpapar masih berusia muda kemungkinan tidak akan berdampak besar. Namun, ketika pulang ke rumah, pasti akan bertemu orang-orang tercinta yang di antaranya masuh ke dalam kelompok rentan, seperti lansia di atas 60 tahun, atau memiliki komorbid.

“Ketika mereka terpapar risikonya tinggi, 80-85 persen angka kematian Covid-19 dari kelompok rentan. Mari lindungi diri sendiri dan keluarga,” tegasnya.

Selain itu, menjaga agar tak berkerumun juga bisa menyelamatkan dan melindungi para dokter dan tenaga kesehatan yang terus tumbang karena terpapar Covid-19.

“Karena 60 persen angka kematian dokter adalah dokter umum yang sebetulnya tidak langsung merawat pasien Covid-19. Kita hanya diminta patuh protokol kesehatan, itu belum sebanding dengan tenaga kesehatan yang merawat pasien di rumah sakit,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper