Bisnis.com, JAKARTA - Top Glove Corp., produsen sarung tangan karet terbesar di dunia, tengah mempertimbangkan untuk mengumpulkan lebih dari US$1 miliar dari pencatatan saham perdana di Hong Kong.
Dikutip dari Bloomberg, Top Glove, yang sahamnya diperdagangkan di Kuala Lumpur dan Singapura, bekerja sama dengan sebuah konsultan tentang potensi penjualan saham di Hong Kong.
Dengan mengincar dana US$1 miliar, Top Glove akan menjadi IPO perusahaan Malaysia di Hong Kong, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Dari sumber Bloomberg, diskusi sedang berlangsung dan rincian penawaran termasuk ukuran dapat meningkat tergantung pada umpan balik investor.
Perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengevaluasi pencatatan ganda utama di Hong Kong, menurut pernyataan bursa pada hari Senin (12/10/2020). Namun, Top Glove tidak memberikan rincian penawaran.
IPO tersebut akan mendiversifikasi basis investor Top Glove dan menyediakan platform penggalangan dana yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
"Top Glove sedang berbicara dengan para bankir tentang cara terbaik untuk mendaftar di Hong Kong dan prosesnya akan memakan waktu enam hingga sembilan bulan," kata Direktur eksekutif Lim Wee Chai kepada wartawan dalam sebuah penjelasan bulan lalu.
Perusahaan melaporkan rekor laba bersih 1,29 miliar ringgit atau sekitar US$312 juta pada kuartal keempat fiskal.
Saham Top Glove telah melonjak lebih dari 460 persen pada tahun ini di bursa Malaysia didukung permintaan alat pelindung medis di tengah pandemi virus Corona.