Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China mematok nilai yuan hariannya sedikit lebih lemah dari perkiraan analis setelah sebelumnya menahan reli mata uang ini.
Tingkat referensi People’s Bank of China’ ditetapkan pada 6,7126 per dolar pada hari Senin, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata 6,7073 dalam survei Bloomberg.
Pada hari Sabtu lalu (10/10/2020), PBOC bergerak untuk membuat yuan lebih murah terhadap mata uang dolar AS. Yuan luar negeri turun 0,7 persen pada pukul 09:17 pagi waktu setempat.
Yuan melonjak sekitar 1,6 persen pada hari Jumat (9/10/2020), ketika mata uang tersebut diperdagangkan untuk pertama kalinya bulan ini setelah liburan Hari Nasional. Lonjakan ini memperpanjang kenaikan kuartalan terbaiknya dalam 12 tahun terakhir.
Perekonomian China yang sedang pulih, premi imbal hasil surat utang yang lebih besar dibandingkan US Treasury, dan prospek kemenangan calon dari partai demokrat Joe Biden menjadi pendorong bagi yuan yang awal tahun ini mendekati level terendah sejak 2008.
Efektif Senin, lembaga keuangan tidak perlu lagi menyisihkan uang tunai ketika membeli valuta asing untuk klien melalui penerusan mata uang, menurut pernyataan dari PBOC pada hari Sabtu (10/10/2020).
Baca Juga
Kembali pada September 2017, dikutip dari Bloomberg, ketika PBOC juga memangkas biaya menjadi nol menyusul kenaikan tajam, yuan merosot sekitar 2,5 persen dalam tiga minggu ke depan.
Bank sebelumnya harus menahan 20% penjualan pada beberapa kontrak berjangka valuta asing, sebuah langkah yang diberlakukan dua tahun lalu ketika mata uang merosot menuju 7 per dolar.
Yuan adalah pemain terbaik di antara mata uang Asia dalam tiga bulan terakhir hingga minggu lalu, naik sekitar 4,5 persen terhadap dolar AS. Yuan ditutup pada hari Jumat pada level 6,69 per dolar, level terkuat sejak April 2019.
Tingkat referensi yuan diputuskan berdasarkan formula yang mempertimbangkan penutupan resmi yuan di dalam negeri pada pukul 16:30 sore waktu setempat.